"Menurut saya semua makna di kata ibu itu ada. Misal sosok pilar kuat. Jadi adanya peradaban itu karena ibu , makna hari ibu di kita ini bagaimana kita peduli, peduli kepada dirinya sendiri bukan mikro tapi makro, berbagi kepada negeri, bagaimana ibu berkumpul membangun negeri Indonesia ini, ada pengorbanan perjuangan, ibu identik dengan kata perjuangan, " jelasnya
Umi Siti sapaan akrab Siti Muntamah Oded menyebutkan perempuan minimal ada empat tugas yang harus dikerjakan, yakni untuk diri sendiri, sebagai anak, menjadi anggota masyarakat, dan menjadi sosok ibu.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Dimajukan Demi Lawan Anies Baswedan, Megawati Harus Waspada: Bisa Mengambil Alih...
"Jadi tugas ibu sangat kompleks dengan pengorbanan yang besar, "ujarnya
Menurutnya jika ingin berkiprah di masyarakat maka tugas seorang di rumah harus diselesaikan terlebih dahulu.
"Keluarga harus jadi sumber energi, di keluarga kemampuan dan peran kita, peran sosial sangat banyak, isu isu ekonomi saat ini misal, menciptakan ekonomi ibu sangat bisa dan sangat mungkin, " jelasnya.
Umi menambahkan, bahwa kebahagiaan yang dicita-citakan ibu, adalah keluarga bahagia. "Biasanya ibu bahagia dan berbarengan dan kata sejahtera,"imbuhnya
Dalam pembangunan negara, partisipasi perempuan atau para ibu ini dinilai sebagai subjek pembangunan yang perlu adanya partisipasi. "Ibu perlu juga perlu berpartisipasi di lingkungan masyarakat, bahkan negara,"imbuhnya
Sementara itu, Anggota DPR RI Diah Nurwitasari menilai sosok Ibu secara posisi di negara dan politik. Ia menyebutkan sosok ibu harus identik mendorong semangat.
"Jadi cerminan sejarah ini adalah semangat para ibu, untuk memperbaiki kata peduli, ibu bisa memunculkan kepedulian itu. Namun, saat ini banyak para ibu belum peduli pada sekitar, paling keluarga kecilnya aja,"ungkapnya
Misalnya harus berani mengungkapkan pendapat di kalangan publik ketika terjadi kenaikan BBM.
"BBM naik karena kita masih impor, kita negara penghasil minyak betul jadi impor karena kebutuhan makin banyak saat ini,"katanya
Diah menegaskan, peran Ibu juga bisa terlihat ketika situasi ekonomi di Indonesia, seperti subsidi pertalite.
"Ketika naik harga maka dampkanya ke emak-emak atau ibu sangat terasa. Bahkan ada yang berdampak ke komoditi lain. Naik tambah besar lagi, sehingga saya sebagai Ibu yang melakukan perjuangan di DPR RI kami terus meminta menyuarakan menurunkan harga BBM,"jelasnya
Bahkan saat ini, ibu-ibu kembali dibuat pusing, dengan rencana pembatasan gas LPG 3 Kg.
"Ini paling banyak di masyarakat problem nya, betul ada subsidinya.yang jadi persoalan siapa yang berhak dapat subsidi gas 3 kg elpiji, apakah sesuai datanya. Saya jawab tidak karena acak-acakan, "ungkapnya
Kaitan dengan peran ibu di tingkat negara, maka Ibu harus bersuara menyuarakan kesejahteraan.
Baca Juga: Aneh Tapi Nyata! Dukungan Massa Pemilih Anies Baswedan Lebih Kuat ke PKS dan Demokrat Daripada ke Nasdem, Ternyata Karena Ini…
"Mana bisa ibu sejahtera jika berita soal gas 3kg elpiji dibatasi tahun depan sudah ramai, kan aneh soal gas ini, kebijakannya belum dibahas sama sekali oleh pemerintah, namun sudah dilempar informasinya ke masyarakat. Perjuangan kami kaum perempuan PKS di DPR RI ini kita berusaha menghemat pengeluaran ibu-ibu di tengah situasi banyak kenaikan harga komoditi, "pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar