Anies Baswedan Diserang Pakai Isu SARA Disebut Bukan Orang Indonesia, Eggi Sudjana: Jangan Singgung Orang Arab Lagi!
Bakal calon presiden (bacapres) Partai Nasdem Anies Baswedan, mendapatkan serangan yang menyatakan dirinya bukanlah sosok pribumi asli melainkan keturunan Yaman.
Karena bukan orang asli Indonesia, beberapa pihak menganggap Anies tak bisa mengikuti ajang demokrasi 2024.
Tidak hanya masalah keturunan, isu politik identitas juga kembali mencuat seiring dengan tahun pemilu 2024.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tak terlepas dari label politik identitas karena sejak masa lalunya ketika mengikuti ajang Pilkada DKI melawan Basuki Tjahaja atau Ahok.
Baca Juga: Turut Dukung Amien Rais Cs Ikut Pemilu, Seruan Loyalis Anies Baswedan: Biar Rakyat yang Menentukan!
Menanggapi serangan tersebut Eggi Sudjana, tim pembela ulama dan aktivis menegaskan bahwa, Anies merupakan bagian dari bangsa Indonesia.
Eggi Sudjana juga menegaskan kembali bahwa, Bangsa Arab adalah bagian dari Indonesia berdasarkan keputusan Presiden Soekarno tentang rumusan BPUPKI tahun 1945.
"Tanggal 9 Agustus 45 itu BPUPKI yang sudah merumuskan, Soekarno yang ngomong. Bagaimana masa orang PDIP nggak ngerti omongan Soekarno. Anies sudah bangsa Indonesia," jelasnya dalam tayangan Kanal YouTube Indonesia Lawyers Club dikutip pada Jumat, (23/12/2022).
Pernyataan tersebut ia kutip dari perkataan Presiden Soekarno di tahun 1945 silam.
"Soal Anies, sejak tanggal 9 Agustus 1945, BPUPKI telah merumuskan lewat Partai Arab dulu kakeknya beliau (Anies) AR Baswedan sudah melebur bangsa Arab jadi bangsa Indonesia," katanya.
Namun, Eggi membandingkan bangsa Arab dengan etnis Tionghoa yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Serang Anies Baswedan Lagi, Ruhut Sitompul: Tahunya Hanya Ganti Nama Saja!
"Beda dengan bangsa Tionghoa, dia enggak bisa jadi bangsa Indonesia. Makanya orang Tionghoa double namanya. Ahok ada Basuki, Sudono Salim ada Limsiliom," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty