Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Xi Jinping Minta Angka Kematian Covid-19 di China Ditekan karena...

Xi Jinping Minta Angka Kematian Covid-19 di China Ditekan karena... Presiden China Xi Jinping menghadiri Working Session 3 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022). | Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Beijing -

Angka kematian Covid-19 di tengah lonjakan kasus yang gila-gilaan akan ditekan pemerintahan Presiden China Xi Jinping.

Hal itu ditegaskan Xi, dalam pidato publik pertamanya tentang Covid, sejak Beijing melonggarkan pembatasan secara dramatis.

Baca Juga: Presiden Jerman Pede Rayuan Xi Jinping Bisa Luluhkan Hati Putin, Kenapa?

Studi memperkirakan, kasus kematian Covid di Negeri Tirai Bambu bertambah hingga 1 juta orang, dalam beberapa bulan ke depan.

Sebagian warga China, kini bergulat dengan kondisi kekurangan obat-obatan. Sementara fasilitas medis darurat, dipadati oleh pasien lansia yang belum divaksinasi.

"Saat ini, pencegahan dan pengendalian Covid-19 di China menghadapi situasi dan tugas baru," kata Xi melalui stasiun TV pemerintah, CCTV.

"Kita harus meluncurkan kampanye kesehatan patriotik, dengan cara yang lebih tepat sasaran. Perkuat garis pertahanan komunitas untuk pencegahan dan pengendalian epidemi. Lindungi kehidupan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat secara efektif," tegas Xi.

Rumah sakit dan krematorium di seluruh China, kini dipenuhi pasien dan korban Covid-19. Sementara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) telah mengumumkan penghentian info statistik Covid harian.

Keputusan untuk mengakhiri pengumuman statistik harian ini datang, di tengah kekhawatiran publik, bahwa gelombang infeksi yang berkembang di negara itu tidak tercermin secara akurat dalam statistik resmi.

Beijing mengaku, skala wabah menjadi tidak mungkin untuk dilacak, setelah tes massal wajib diakhiri. Warga China tak lagi diwajibkan untuk mengumumkan hasil tes kepada pihak berwenang.

Pekan lalu, Beijing mempersempit kriteria penghitungan kematian akibat Covid. Ini tentu akan menekan jumlah kematian akibat virus Corona.

Lonjakan kasus di musim dingin datang menjelang dua hari libur besar bulan depan. Jutaan pekerja migran diperkirakan mudik ke kampung halaman mereka.

Pihak berwenang bersiap menghadapi amukan virus, yang merajalela hingga daerah pedesaan yang kekurangan sumber daya. Mereka telah menyerukan jaminan pasokan obat-obatan dan perawatan medis selama Hari Tahun Baru dan liburan Tahun Baru China dalam seminggu, mulai 21 Januari.

Partai Komunis yang berkuasa dan Dewan Negara meminta para pejabat, untuk memastikan penyesuaian dan transisi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi yang lancar dan teratur.

Jutaan Kasus Harian

Dalam beberapa hari terakhir, pejabat kesehatan di provinsi pesisir kaya Zhejiang memperkirakan 1 juta penduduk terinfeksi per hari. Sementara kota pesisir Qingdao memperkirakan kemunculan 500 ribu infeksi baru setiap hari.

Kota manufaktur selatan Dongguan, mencatat 250 hingga 300 ribu kasus harian.

Gelombang tersebut mungkin telah mencapai puncaknya di beberapa kota besar, termasuk Beijing dan Chongqing.

Jajak pendapat terhadap lebih dari 150 ribu penduduk di provinsi barat daya Sichuan yang diselenggarakan oleh pejabat pengendalian penyakit menunjukkan, sebanyak 63 persen warga setempat dinyatakan positif Covid.

Sejak mencabut pembatasan pada awal bulan ini, Beijing hanya melaporkan enam kematian akibat Covid.

Namun, pekerja krematorium yang diwawancarai AFP melaporkan arus masuk jenazah yang sangat tinggi. Sementara rumah sakit mencatat banyak kematian harian. Bangsal darurat terisi penuh.

Pusat layanan pemakaman utama di kota metropolis selatan Guangzhou menunda semua upacara hingga 10 Januari, untuk fokus pada kremasi karena beban kerja yang begitu tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: