Elon Musk Dikritik karena Tidak Beretika: Nonton YouTube Saat Meeting!

CEO Twitter, Elon Musk diungkap sering membuat pengunjungnya di markas Twitter di San Francisco menunggu lebih dari satu jam untuk berbicara dengannya, bahkan ia terkadang menonton video YouTube selama pertemuan atau meeting. Hal ini dilaporkan oleh media The Washington Post.
Pengunjung yang harus menunggu di area di sebelah ruang konferensi lantai 10 tempat CEO bekerja itu juga diinstruksikan untuk tidak berbicara sebelum Musk melakukannya, lapor surat kabar itu.
Melansir MSN di Jakarta, Rabu (28/12/22) gaya kepemimpinan Musk banyak dikritik sejak dia mengambil alih Twitter hampir dua bulan lalu. Salah satu langkah pertamanya adalah memecat beberapa eksekutif puncak perusahaan, dan dia telah memberhentikan ribuan anggota staf.
CEO Tesla ini juga telah mengambil tunjangan staf, menggunakan jajak pendapat Twitter untuk membuat keputusan penting, dan memperkenalkan beberapa kebijakan sebelum membatalkannya dengan cepat.
Musk dikenal dengan pendekatan keras kepala untuk bekerja dan telah tidur di pabrik Tesla selama produksi berlangsung. Sejak mengambil alih Twitter, dia tidur di kantor perusahaan yang tampaknya bersama staf lain.
Musk sebelumnya mengatakan kepada stafnya bahwa Twitter 2.0 akan "sangat keras" dan akan melibatkan kerja "berjam-jam dengan intensitas tinggi".
Musk rupanya sangat menghargai komunikasi tatap muka. Dia membatalkan kebijakan kerja jarak jauh Twitter, memberi tahu staf bahwa mereka harus kembali ke kantor atau mengundurkan diri, kecuali mereka memiliki pengecualian khusus.
Seorang pengacara yang mewakili mantan pekerja Twitter mengatakan dalam gugatan bahwa mandat kembali ke kantor melanggar janji yang dibuat eksekutif dan manajer Twitter. Sempat disebutkan bahwa karyawan akan dapat terus bekerja dari jarak jauh, setidaknya selama satu tahun setelah akuisisi perusahaan oleh Musk.
Mantan karyawan yang mengajukan gugatan tersebut berpendapat bahwa sikap baru tentang kerja jarak jauh itu diskriminatif. Mantan karyawan yang memiliki disabilitas diberitahu untuk tidak kembali ke kantor untuk sementara waktu karena dia lebih rentan berisiko dari COVID-19 . Beberapa hari kemudian, Twitter mengirim email kepadanya untuk mengatakan dia diberhentikan karena perilaku yang melanggar kebijakan perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami