Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Volume IPO Global Anjlok 45% di 2022

Volume IPO Global Anjlok 45% di 2022 Kredit Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ernst & Young (EY) melaporkan volume IPO global menyusut hingga 45% pada 2022. Dengan total 1,333 IPO yang mengumpulkan dana sebesar US$179,5 miliar, aktivitas IPO dari tahun ke tahun (YoY) mengalami penurunan sebesar 45% dan 61% untuk jumlah penawaran dan perolehan pendanaan.

Dalam EY Global IPO Trends 2022, tercatat bahwa bursa global mengalami penurunan jumlah IPO besar di tahun tersebut. Kondisi ini disebabkan rata-rata nilai transaksi yang menyusut akibat rendahnya valuasi dan kinerja pasar saham yang kurang baik.

Sepanjang 2022, aktivitas IPO global banyak dipengaruhi oleh peningkatan volatilitas pasar dan kondisi lainnya yang kurang menguntungkan, serta performa yang kurang dari banyak IPO yang tercatat di tahun 2021. Dengan kondisi inflasi lebih tinggi serta kenaikan suku bunga, investor tentu lebih memilih untuk berinvestasi ke aset yang kurang berisiko dan menghindari perusahaan yang baru melantai di bursa. 

Baca Juga: Buka Awal Tahun 2023, BEI Sambut IPO AVIANA, Incar Dana Segar Rp 100 Miliar

"Demikian pula dengan aktivitas IPO bersponsor, di mana jumlah transaksi dan perolehan pendanaan masing-masing mengalami penurunan tajam sebesar 77% dan 93% berdasarkan jumlah transaksi dan perolehan pendanaan," demikian dikutip dari laporan EY.

Sebagian besar perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC) yang terdaftar dari akhir 2020 juga telah mencapai batas dua tahun, sehingga harus menemukan target untuk bergabung atau mengembalikan hasil IPO kepada investor mereka. Meskipun angka-angka ini menunjukkan penurunan signifikan dari tahun 2021, jumlah IPO global masih menunjukkan peningkatan sebesar 16% jika dibandingkan dengan pra-pandemi di 2019.

Meski aktivitas pasar sebagian besar mengalami penurunan, ada beberapa industri dan daerah yang tetap merasakan nuansa positif. Sektor teknologi memimpin dengan mencatat 23% dari total transaksi yang ada, sementara sektor energi mendominasi perolehan dana sebesar 22% dari jumlah transaksi di 2022.

Di antara mega IPO yang terdaftar, yaitu mereka yang mengumpulkan dana lebih dari US$1 miliar, hasil rata-rata pada tahun 2022 adalah 45% lebih tinggi dibandingkan pada 2021. Capaian ini didukung oleh valuasi yang kuat untuk IPO mega energi yang berlangsung tahun ini. Pasar tertentu seperti China, Timur Tengah, dan beberapa negara Asia Tenggara telah menunjukkan kinerja yang relatif baik meskipun kinerja globalnya menurun secara signifikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: