Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WEF Rilis Risiko-risiko Global: Krisis Biaya Hidup Mendesak vs Aksi Iklim Berkelanjutan

WEF Rilis Risiko-risiko Global: Krisis Biaya Hidup Mendesak vs Aksi Iklim Berkelanjutan Kredit Foto: Unsplash/John Cameron

GRR mendorong para pemimpin untuk bertindak secara kolektif dan tegas, serta menyetarakan pandangan jangka pendek dan jangka panjang. Selain aksi iklim yang mendesak dan terkoordinasi, laporan ini juga memberikan rekomendasi upaya bersama antar negara, serta kerja sama organisasi publik dan swasta untuk memperkuat stabilitas finansial, tata kelola teknologi, perkembangan ekonomi dan investasi pada penelitian, sains, pendidikan, dan kesehatan.

"Lansekap risiko jangka pendek didominasi oleh energi, pangan, utang dan bencana. Kelompok yang masuk dalam kategori rentan semakin menderita --dan karena krisis yang bertubi-tubi, kelompok yang tergolong rentan secara cepat meluas di negara kaya maupun miskin. Iklim dan perkembangan sumber daya manusia wajib menjadi perhatian utama para pemimpin dunia, bahkan saat mereka tengah memerangi krisis yang sedang terjadi. Kerja sama merupakan satu-satunya cara untuk melangkah maju," kata Saadia Zahidi, Managing Director, WEF.

John Scott, Head of Sustainability Risk, Zurich Insurance Group, menyatakan: "Keterkaitan antara dampak perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, keamanan pangan dan konsumsi sumber daya alam, merupakan kombinasi yang berbahaya. Tanpa adanya perubahan kebijakan atau investasi yang signifikan, kombinasi tersebut dapat mempercepat runtuhnya ekosistem, mengancam pasokan pangan, meningkatkan dampak bencana alam dan menghambat kemajuan dalam mitigasi perubahan iklim."

"Apabila kita bertindak cepat, masih ada kesempatan di akhir dekade untuk mencapai 1,5 derajat C dan mengatasi kondisi darurat alam. Semakin berkembangnya teknologi pada energi terbarukan dan kendaraan listrik memberikan kita alasan yang kuat untuk tetap optimis," tambah Scott.

"Tahun 2023 ditandai dengan meningkatnya risiko terkait pangan, energi, bahan baku, dan keamanan siber, yang menyebabkan gangguan lebih lanjut terhadap rantai pasokan global dan berdampak pada keputusan investasi. Saat seluruh negara dan berbagai organisasi berupaya meningkatkan ketahanan, hambatan ekonomi akan membatasi kemampuan mereka," kata Carolina Klint, Risk Management Leader, Continental Europe, Marsh.

"Menghadapi kondisi geoekonomi tersulit pada generasi ini, perusahaan harus berfokus tidak hanya bernavigasi pada kekhawatiran jangka pendek, tetapi juga mengembangkan strategi yang akan menempatkan mereka pada posisi yang dapat bertahan dalam menghadapi risiko jangka panjang serta perubahan struktural," lanjutnya.

GRR merupakan pilar dari Inisiatif Risiko Global WEF yang memiliki tujuan mendorong pemahaman umum yang lebih tinggi mengenai risiko global jangka pendek, menengah dan panjang, guna memungkinkan kesiapsiagaan dan ketahanan terhadap risiko.

GRR 2023 juga membedah bagaimana berbagai risiko yang ada dan yang berpotensi muncul, dapat berinteraksi satu sama lain untuk menciptakan suatu "polycrisis" --kumpulan risiko global terkait dengan dampak majemuk dan konsekuensi yang tak terprediksi.

Laporan tersebut mengeksplorasi "Persaingan Sumber Daya", potensi kumpulan risiko lingkungan, geopolitik dan sosio-ekonomi yang saling berkaitan dengan pasokan dan permintaan atas sumber daya alam yang mencakup pangan, air dan energi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: