Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makam Kerajaan Berusia Lebih dari 3.000 Tahun Ditemukan di Luxor Mesir

Makam Kerajaan Berusia Lebih dari 3.000 Tahun Ditemukan di Luxor Mesir Kredit Foto: Unsplash/Simon Berger
Warta Ekonomi, Kairo -

Luxor, sebuah kota di Mesir selatan, sangat terkenal dengan harta karun arkeologinya yang berasal dari zaman firaun. Kota ini sering dicirikan sebagai museum terbuka terbesar, karena di dalam wilayahnya terdapat banyak monumen kuno, kuil, dan makam.

Misi gabungan Mesir-Inggris telah menemukan makam kerajaan kuno yang sebelumnya belum ditemukan di kota Luxor, Mesir, menurut otoritas negara tersebut.

Baca Juga: Sarkofagus Mumi 2.500 Tahun yang Dicuri Amerika Akhirnya Dikembalikan ke Mesir

Makam kerajaan itu ditemukan di sebuah situs kuno di tepi barat Sungai Nil, 650 kilometer selatan Kairo, ibu kota Mesir. Misi tersebut terdiri dari arkeolog dari Supreme Council of Antiquities dan New Kingdom Research Foundation di University of Cambridge.

Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, menyoroti pentingnya penemuan baru-baru ini, menyatakan bahwa berdasarkan bukti awal, itu bisa jadi merupakan makam yang berasal dari dinasti ke-18 Firaun Mesir, yang membentang dari 1550/1549 SM hingga 1292 SM. Para arkeolog mengklaim itu bisa jadi makam istri atau putri kerajaan.

Informasi tersebut diharapkan dapat diverifikasi dalam waktu dekat segera setelah dokumentasi arkeologi makam tersebut dikumpulkan. Pekerjaan di lokasi diatur untuk dilanjutkan.

Menurut direktur situs arkeologi Western Valleys Mohsen Kamel, kondisi makam tersebut cukup terpelihara, karena sebagian rusak oleh banjir pada zaman kuno yang membanjirinya dengan pasir dan batu kapur, menghapus prasastinya.

Makam itu adalah penemuan terbaru dari serangkaian temuan yang baru-baru ini dipublikasikan Mesir dalam upaya menghidupkan kembali sektor pariwisatanya, yang sangat bergantung pada harta karun kuno negara itu.

Industri ini sebagian besar dipengaruhi oleh kerusuhan politik selama bertahun-tahun dan kemudian oleh pandemi COVID-19, yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut secara signifikan, dan selanjutnya menurunkan pendapatan yang berasal dari sektor tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: