Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Lonjakan Inflasi Bank Sentral Mesir Naikkan Suku Bunga Sebesar 6%

Akibat Lonjakan Inflasi Bank Sentral Mesir Naikkan Suku Bunga Sebesar 6% Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Sentral Mesir (CBE) mengumumkan keputusan untuk menerapkan fleksibilitas nilai tukar dan menaikkan suku bunga sebesar 6%.

Langkah itu diambil sebagai upaya untuk menopang perekonomian Mesir yang terpukul oleh kekurangan mata uang asing dan melonjaknya inflasi. 

Pada Rabu (06/03) kemarin, CBE menerapkan fleksibilitas nilai tukar, yang memungkinkan nilai Pon Mesir diatur oleh kekuatan pasar.

Upaya ini dilakukan untuk meringankan perekonomian yang sudah lesu. Menyusul pengumuman tersebut, nilai mata uang Mesir telah anjlok tajam hingga lebih dari 35% terhadap dolar Amerika Serikat. 

"Tidak hanya itu, CBE juga menaikkan suku bunga sebesar 600 basis poin, menandai kenaikan kedua tahun ini. Kedua langkah ini dimaksudkan untuk memerangi gelombang inflasi dan menarik investasi asing," terang Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (07/03). 

Pemerintah Mesir berharap bahwa keputusan mengenai pengetatan kebijakan moneter ini cukup untuk meringankan kekurangan devisa yang berbuntut pada buruknya dunia usaha. Kekurangan tersebut berdampak pada anjloknya mata uang dan berimbas pada harga barang impor yang melonjak. 

Bersamaan dengan keputusan terkait suku bunga dan nilai tukar, Mesir juga mengumumkan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meningkatkan pinjaman dana talangan atau bailout dari 3 miliar dolar Amerika menjadi 8 miliar Amerika.

Alhasil, obligasi internasional Mesir pun ikut meroket dan obligasi dengan jangka waktu lebih panjang menikmati keuntungan terbesar.Dilansir data Trade Web, obligasi tahun 2047 menikmati keuntungan terbesar, naik 3,5 sen menjadi 83,2 sen. 

Sebagai informasi, perekonomian Mesir telah terpukul parah akibat penghematan yang dilakukan pemerintah selama bertahun-tahun, pandemi virus Corona, dampak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, dan yang terbaru, perang Israel-Hamas di Gaza.

Serangan Houthi terhadap rute pelayaran di Laut Merah juga telah memangkas pendapatan Terusan Suez yang merupakan sumber utama mata uang asing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: