Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tindak Lanjuti Target Jokowi Entaskan Kemiskinan dan Stunting, Begini Strategi Pemprov DKI Jakarta

Tindak Lanjuti Target Jokowi Entaskan Kemiskinan dan Stunting, Begini Strategi Pemprov DKI Jakarta Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar rapat terbatas (Ratas) membahas tindak lanjut dari target Presiden Joko Widodo untuk menekan kemiskinan ekstrem hingga mencapai 0% dan penurunan stunting di bawah 14% pada 2024.

Mewakili Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Atika Nur Rahmania menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai intervensi terbaik untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di ibu kota.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Gandeng ESQ Launching Core Values BerAKHLAK & Employer Branding Bangga Melayani Bangsa

"Bagaimana caranya dalam waktu singkat agar dapat segera melakukan intervensi yang tepat dengan menetapkan sasaran yang tepat juga," ujar Atika kepada wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/1/2023).

Dalam rapat tersebut, turut hadir Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Suryana. Dia menyampaikan bahwa Pemprov DKI akan menelusuri dan memverifikasi data dari 95.668 jiwa warga miskin di ibu kota.

"Kemudian, dilakukan semacam intervensi terbaik apa yang harus dilakukan kemiskinan ekstrem di DKI Jakarta bisa dituntaskan," kata Suryana.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto menambahkan, penanganan kemiskinan ekstrem berkaitan erat dengan penanganan stunting.

Menurutnya, dalam upaya pencegahan stunting, upaya yang bakal ditempuh pihaknya beserta Pemprov DKI Jakarta adalah dengan profiling risiko stunting.

"Tadi kesimpulan yang disampaikan Pj Gubernur, dalam waktu dekat kita akan tetapkan sampel-sampel untuk memastikan data yang ada di Carik Jakarta yang sudah terkoneksi dengan Sistem Informasi Keluarga (SIGA) milik BKKBN itu sasarannya tepat," jelasnya.

Tavip lalu menjelaskan, apabila sampel-sampel tersebut sudah tepat, baru akan dilakukan profiling guna menemukan orang-orang yang berisiko stunting

"Mengapa ini penting? Karena, lebih efektif mencegah orang yang berisiko stunting daripada yang sudah terlanjur terkena stunting. Secara medis juga lebih efektif mencegah," katanya.

Baca Juga: Realisasi Pendapatan APBN Regional Tembus Rp1.375,74 Triliun, Ekonomi DKI Jakarta Tahun 2022 Menguat

Terakhir, Atika menegaskan, pendekatan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah secara preventif. Sementara, bagi warga yang sudah teridentifikasi, akan dilakukan pendekatan kuratif.

"Di dalam strategi nasional, sudah ditentukan juga yang namanya sensitif dan juga ada beberapa target yang harus diintervensi. Jadi intinya, kita bersama-sama bersepakat untuk mempertajam arah intervensi program-program penanganan stunting," sambung Atika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: