Teror Ular Kobra Sampai Spanduk Penolakan, Denny Siregar Ketawain Model Kampanye Anies Baswedan: Pasang Sendiri Ribut Sendiri
Kemudian ada pula aksi demonstrasi menolak Anies di beberapa daerah. "Saya ketawa geli. Ngapain ditolak (kalau) Anies datang? Toh dia juga warga negara yang bebas kemana saja di Indonesia, apalagi ini bukan masa kampanye," terangnya.
"Model kampanye ini disebut PSRS, yang artinya Pasang Sendiri Ribut Sendiri," lanjutnya, sembari menjelaskan bahwa modus yang sama berlaku ketika ada teror sekarung ular kobra di rumah Wahidin Halim.
"Si mantan gubernur kemudian teriak-teriak ke media, bahwa pelemparan ular kobra itu adalah sabotase, sebuah ancaman yang membahayakan dia dan keluarganya karena mengundang Anies Baswedan ke rumahnya," jelas Denny.
"Saya ketawa lagi. Yang dilempar ke rumah mantan gubernur memang sekarung ular kobra, tapi karungnya masih diikat, ya jelas ular kobranya nggak bisa keluar. Jadi gimana bisa mengancam keluar kalau kobranya masih terjebak di dalam karung?" sindirnya.
Menurutnya, hal ini tidak lepas dari sosok Anies yang bukan lagi media darling pasca lengser dari posisi DKI 1. Karena itulah tim suksesnya disebut memutar otak untuk membuat Anies terus disorot publik.
"Bahaya kalau Anies nggak ada yang bicarain, surveinya juga sudah mulai turun dan kalau ini dibiarin Anies bisa kalah nanti di Pilpres. Karena itu dibuatlah skema seolah-olah ada penolakan terhadap kedatangan Anies, padahal itu bisa jadi kerjaan timsesnya sendiri supaya ada bahan pembicaraan di media," ucap Denny.
"Itu memang pola umum kelompok oposisi yang bermain konsep 'terzalimi' supaya mendapat simpati," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement