Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diplomat Top Rusia Buka-bukaan Soal Pesan Menteri Luar Negeri Amerika

Diplomat Top Rusia Buka-bukaan Soal Pesan Menteri Luar Negeri Amerika Kredit Foto: Reuters/Kementerian Luar Negeri Rusia
Warta Ekonomi, Moskow -

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkap pesan baru kepada Moskow yang disampaikan Menlu Amerika Serikat Antony Blinken tentang konflik yang berlangsung dengan Ukraina. 

Diplomat top Rusia membuat pernyataan pada hari Selasa (31/1/2023) setelah pembicaraan dengan rekannya dari Mesir, Sameh Shoukry.

Baca Juga: Orang Amerika Heran Pemerintahan Biden Hanya Buang-buang Duit di Ukraina

Sementara Moskow selalu siap untuk mendengar "proposal serius" dari Washington "yang ditujukan untuk menyelesaikan situasi saat ini", Lavrov mengatakan, pesan dari Blinken tidak berisi informasi seperti itu.

“Menteri [Shoukry] mengatakan bahwa dia menyampaikan pesan tertentu dari Sekretaris Negara Blinken, yang baru-baru ini berkunjung ke Kairo. Saya bisa mengonfirmasi itu,” kata Lavrov, dilansir RT.

Diplomat Rusia menambahkan bahwa pesan itu sekali lagi mendesak Moskow untuk "berhenti" dan "pergi", dan "maka semuanya akan baik-baik saja".

Namun, tujuan sebenarnya dari AS dan kolektif Barat telah diartikulasikan dengan lebih jelas oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, lanjut Lavrov.

“Dalam salah satu pidatonya, dia mengatakan bahwa Rusia harus kalah, Rusia harus dikalahkan, dan Barat tidak boleh membiarkan Ukraina kalah, karena dengan begitu Barat akan kalah. Dan seluruh dunia akan kalah,” Lavrov menjelaskan, mengacu pada komentar kepala NATO.

“Artinya, dia memutuskan untuk berbicara tidak hanya atas nama tiga lusin anggota NATO, tetapi juga atas nama semua negara lain di dunia, [termasuk] Asia, Afrika, dan Amerika Latin,” imbuhnya.

Beberapa pejabat senior AS telah berulang kali mendesak Moskow untuk mengakhiri kampanye militernya di Ukraina, serta menyerahkan bekas wilayah Ukraina yang dimasukkan ke Rusia setelah referendum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: