Turkiye Tuduh Anggota NATO Mainkan Perang Psikologis, Begini Bentuknya
Beberapa sekutu Turkiye di Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO terlibat dalam kegiatan permusuhan terhadap Ankara, kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu.
Komentarnya muncul tak lama setelah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan kepada warganya di negara itu tentang kemungkinan serangan teroris "segera".
Baca Juga: Rusia Pede 'Bagi-bagi Duit' Cara Terbaik, Jubir Putin: Demi Lenyapkan Tank-tank NATO
"Pada hari kami mengumumkan target kami untuk menarik 60 juta wisatawan setiap tahun, mereka memulai perang psikologis melawan Turkiye," kata Soylu, Kamis (2/2/2023), seperti dilansir RT.
Inggris, Belanda, Jerman, Belgia, dan beberapa negara lain juga mengumumkan keputusan mereka untuk menutup sementara konsulat masing-masing di Istanbul, dengan alasan ancaman teroris.
Jumat (27/1/2023) lalu, misi diplomatik AS di negara itu memperingatkan warganya tentang "kemungkinan serangan balasan oleh teroris" yang menargetkan tempat ibadah di Turkiye.
Menurut pesan tersebut, risiko keamanan yang meningkat disebabkan oleh ketakutan akan pembalasan oleh para ekstremis “setelah insiden pembakaran Alquran baru-baru ini di Eropa.”
Konsulat Belanda, Inggris, Belgia, Jerman, dan Prancis di Istanbul mengumumkan penutupan sementara untuk alasan keamanan beberapa saat kemudian.
Soylu juga memilih AS untuk terus mendukung milisi Kurdi YPG, yang dicurigai Ankara berada di balik serangan teroris mematikan di Istanbul pada November tahun lalu.
“Apakah kami tidak tahu bahwa Anda bergandengan tangan dengan orang-orang di balik penyerangan di Istiklal Avenue?” tanya menteri Turki.
Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa, jika Turkiye bertindak seperti ini, itu sudah akan dicap sebagai negara teroris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement