Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Hari Ini Merah Berdarah, IHSG Diyakini Bakal Menguat Pekan Ini

Meski Hari Ini Merah Berdarah, IHSG Diyakini Bakal Menguat Pekan Ini Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,55% atau 37,94 poin hingga terdepak ke level 6.873,79. Hal ini berbeda dengan pekan lalu, IHSG berhasil menguat 0,2% pada minggu lalu tertopang saham-saham sektor teknologi yang menguat sebesar 5,2%, kesehatan 3,1% dan konsumer primer 2,8%. Sementara itu, sektor yang mengalami penurunan paling dalam yakni sektor energi sebesar -3,6% dan perindustrian -1,3%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino menjelaskan pada minggu lalu market menguat karena tertopang sentimen positif mulai dari turunnya inflasi dan solidnya data manufaktur, kenaikan Fed Fund Rate sesuai ekspektasi, solidnya laporan keuangan, berlanjutnya aksi beli investor asing dan penguatan nilai tukar rupiah.

Adapun sentimen negatif minggu lalu yakni berlanjutnya pelemahan harga komoditas energi.

Mino optimis market minggu ini masih akan melanjutkan penguatan karena tertopang sejumlah sentimen domestik dan eksternal. Sentimen domestik paling mendominasi pergerakan market minggu ini.

Baca Juga: Meski Volume Transaksi Harian Turun, Namun IHSG Berakhir Menguat Sepekan Ini

"Sentimen domestik tersebut adalah lanjutan laporan keuangan, data pertumbuhan ekonomi, data cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen dan penjualan ritel," tegasnya di Jakarta pada Senin, 6 Februari 2023.

Sejumlah emiten besar akan menerbitkan laporan keuangan pekan ini. Bank BRI, Sido Muncul, Bank BTN dan Unilever rencananya akan merilis kinerjanya minggu ini. 

Terkait pertumbuhan ekonomi, imbuh Mino, pada minggu ini Badan Pusat Statistik akan merilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal empat tahun lalu/sepanjang tahun 2022.

"Menurut konsensus Bloomberg ekonomi di 4Q22 akan tumbuh 4.96% lebih rendah dari sebelumnya di 3Q22 sebesar 5.72%. Sementara itu di tahun 2022 menurut konsensus Bloomberg akan tumbuh 5.30% yoy, lebih baik dari sebelumnya 3.69% yoy," tegasnya.

Baca Juga: Senasib dengan Bursa Asia Lainnya, IHSG Akhiri 6 Februari 2023 dengan Melemah -0,55%

Sentimen domestik lainnya terkait cadangan devisa, dalam dua bulan terakhir cadangan devisa terus meningkat sehingga diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan akan US$ dan menjaga volatilitas rupiah tetap terjaga.

Selanjutnya ekspektasi turunnya angka inflasi dan membaiknya ekonomi di dalam negeri diprediksi akan membuat konsumen semakin yakin. Apalagi, indeks keyakinan konsumen sepanjang tahun lalu tetap optimis atau konsisten di atas angka 100.

Penopang domestik lainnya yakni musim Natal dan tahun baru bisa menjadi faktor utama yang menopang penjualan ritel di bulan Desember.

Sementara itu, sentimen eksternal yang menopang market pada minggu ini adalah musim laporan keuangan PepsiCo Inc, AztraZeneca Plc dan BNP Paribas dan data klaim pengangguran.

Data klaim pengangguran di Amerika terus menunjukkan adanya tren penurunan dan akan menjadi salah satu pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya.

"Data minggu lalu ada penambahan 500.000 tenaga kerja di Amerika. Ini di luar ekspektasi. Sektor tenaga kerja Amerika di tengah kebijakan monteter ketat justru masih sangat positif," tegasnya.

Rekomendasi Saham

Nah, tertopang sentimen domestik dan eksternal ini, Indo Premier pun merekomendasikan buy untuk trading hingga 10 Februari 2023 mendatang. Salah satunya, saham BBRI  pada saham-saham berikut ini: 

BBRI (Support: 4,560, Resistance: 4,910)

BJTM (Support: 720, Resistance: 765)

HMSP (Support: 930, Resistance: 1,120)

GGRM (Support: 20,900 Resistance: 26,975)

ERAA (Support: 450, Resistance:560)

RALS (Support: 665, Resistance: 730)

MAPI (Support: 1,275, Resistance: 1,530)

ANTM (Support: 2,220, Resistance: 2,450)

BUKA (Support: 270, Resistance: 334)

GOTO (Support: 106, Resistance: 138)

BIRD (Support: 1,595, Resistance: 1,800)

PWON (Support: 440, Resistance: 480)

BSDE (Support: 925, Resistance: 1,030)

CTRA (Support: 950, Resistance: 1,050)

APLN (Support: 150, Resistance: 168)

EMTK (Support: 1,030, Resistance: 1,285)

SCMA (Support: 220, Resistance: 250)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: