Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demo Loyalis Habib Rizieq Selimuti Kemenangan Anies Baswedan, Grace Disorot Tajam: Kalau Tak Suka Kelompok Islam...

Demo Loyalis Habib Rizieq Selimuti Kemenangan Anies Baswedan, Grace Disorot Tajam: Kalau Tak Suka Kelompok Islam... Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menyorot tajam pernyataan kontroversial dari Grace Natalie terkait Pilpres 2024.

Politikus tersebut menyebut bahwa akan terjadi demo besar-besaran jika Anies Baswedan dinyatakan sebagai pemenang pesta demokrasi itu.

Baca Juga: Tak Kunjung Rasakan Efek Majukan Anies Baswedan, NasDem Kena Penjegalan: Survei Bayaran...

Salah satunya adalah Front Pembela Islam (FPI) serta Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dua ormas terlarang di era Joko Widodo alias Jokowi.

Namun hal itu dibantah oleh Refly Harun yang menyebut bahwa kedua ormas itu justru adalah korban kebijakan mantan menteri pendidikan itu.

"FPI dan HTI itu justru menjadi korban politik otoriter pemerintahan Presiden Jokowi," kata Refly, dalam tayangan video di kanal YouTube miliknya, dikutip Kamis (9/2/2023).

"Tidak ada kesalahan apa-apa kok dibubarkan. Tapi, kelompoknya Grace mengatakan itu sebagai tindakan yang tepat," cetusnya.

Baca Juga: Berniat Bayarin Utang Anies Baswedan, Manuver Geisz Chalifah Disorot Tajam: Sesama Yaman, Makin Terang...

Menurut Refly, jika Grace tak suka terhadap kelompok Islam, maka sebaiknya tidak melakukan generalisir.

"Kalau orang seperti Grace misalnya tidak begitu suka dengan kelompok Islam, ya jangan menyamakan orang yang katakanlah dekat dengan kalanga Islam itu sebagai orang yang radikal," katanya.

"Kalau Indonesia ini radikal, maka sudah lama dideklarasikan sebagai Negara Islam. Karena 80 persen kita Islam. Tetapi mayoritas masyarakat Indonesia ini  sangat moderat," paparnya.

Baca Juga: Nyatakan Semua Hal Dibalut Politik, Ucapan Anies Baswedan Disorot Habis-habisan: Jangan Tampung Orang Bermasalah...

Maka menurut Refly, tidak bijak sana jika HTI dan FPI dianggap radikal hingga dibubarkan tanpa proses peradilan hukum yang jelas.

"Bagaimana mungkin? Saya selalu akan mebela yang dihukum tidak dengan due process of law apapun aliran politiknya," jelasnya,

Sebaliknya, kata Refly, kita juga tidak boleh kita menghukum orang yang tidak punya kesalahan walaupun aliran pilitiknya tidak kita setujui.

Baca Juga: Isu Utang Anies Baswedan Diragukan, Masa Lalu Sandiaga Malah Diungkit Habis-habisan: Dia Membelot...

"Jangan lupa, selain HTI dan FPI ada juga kelompok kiri yang sangat radikal. Kalau mereka dihukum tidak melalui due process of law ya tetap kita harus protes juga," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: