- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pertamina Geothermal Energy Siapkan Investasi Total US$1,6 Miliar hingga 2027
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menyiapkan investasi sebesar US$1,6 miliar dalam jangka waktu lima tahun kedepan atau sampai dengan 2027.
Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah mengatakan, dengan dana tersebut perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672MW saat ini menjadi 1.272MW pada tahun 2027.
“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya US$1,6 miliar,” ujar Nelwin dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (12/2/2023).
Baca Juga: Regulasi Kementerian ESDM Kondusif, Pertamina Perkuat Peran BUMN Migas
Nelwin mengatakan, pada 2023 perseroan telah menyiapkan investasi baru yang cukup signifikan sebesar US$250 juta pada 2023, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar US$60 juta pada 2022.
Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta, jika ditotal, PGE meyiapkan investasi senilai US$1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
"Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” ujarnya.
Nelwin melanjutkan, Pertamina Geothermal Energy sendiri baru saja menyelesaikan rangkaian bookbuilding atau roadshow, yang berlangsung 31 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu kini tengah melakukan melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 25% saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Perseroan yang mendapat dukungan penuh dari induk usaha PT Pertamina (Persero) ini rencananya akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 (10,35 miliar) saham biasa dengan harga pelaksanaan penawaran perdana dengan kisaran Rp820-Rp945.
Lewat penawaran umum perdana saham, PGEO menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun. Alokasi hasil IPO akan digunakan oleh perseroan, salah satunya untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).
PGE turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau 630.398.000 (630,39 juta) saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan. Kebijakan ini sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada 27 Januari 2022.
Periode penawaran umum perdana saham PGE dijadwalkan berlangsung pada 20 Februari 2023 hingga 22 Februari 2023. Pencatatan atau listing perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 24 Februari 2023.
Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2021 mencapai 15.854 mega watt (MW), dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.722 MW, disusul Indonesia (2.276 MW), dan Filipina (1.918 MW).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement