Pegang Prinsip Bisnis Bersahaja, CEO Paxel Ingin Bisnis Senantiasa Antarkan Kebaikan
Perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, Paxel telah diperkenalkan kepada publik sejak tahun 2018, didirikan oleh pioneer-pioneer industri logistik di Indonesia.
Sepanjang perjalanan industri logistik Indonesia yang penuh dengan potensi sekaligus tantangan, Paxel telah menjadi salah satu pemain yang bertahan dari berbagai gejolak. Pada tahun 2022, revenue growth perusahaan bahkan meningkat mencapai 50% dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Untuk melihat lebih dekat perjalanan Paxel, Warta Ekonomi telah melakukan wawancara bersama Co-Founder & CEO Paxel, Djohari Zein yang berbagi pandangannya terkait industri dan perjalanannya.
Sebagai Co-Founder Paxel, bagaimana cerita kilas balik Anda mendirikan Paxel?
Dulu saya bekerja di perusahaan kurir juga, namanya JNE. Pada tahun 2010, logistik saat itu memang lumayan booming karena ada online shopping sehingga kebutuhan delivery parcel meningkat. Bahkan dalam satu hari perusahaan kurir bisa mengirim sampai satu juta paket. Saat JNE sudah mencapai suatu revenue yang cukup tinggi karena bisnis terus meningkat, terpikir oleh kita, waktu itu saya masih menjadi CEO JNE, untuk membawa perusahaan ke level berikutnya, go public, IPO. Dalam persiapan IPO, saat berdiskusi dengan owner yang lain, ternyata tidak semuanya setuju. Saya termasuk yang ingin IPO. Semuanya ada perhitungan untung dan rugi, dan akhirnya tidak jadi IPO. Saya pun keluar dari manajemen dan pindah ke level komisaris.
Berpindah posisi dari CEO ke komisaris merupakan perubahan yang cukup besar. Saya tidak lagi mengurusi hal teknis. Perubahan juga memberikan saya waktu lebih banyak. Pada tahun 2017, saat menjabat sebagai komisaris, saya memiliki lebih banyak waktu untuk memperdalam mengenai bidang logistik. Dari situlah saya melihat ternyata ada banyak masalah yang lumayan kompleks dan rumit pada bidang logistik di Indonesia. Selain masalah demografi yang memberi untung-rugi, juga pada masalah infrastruktur yang belum sempurna, serta model bisnis yang tidak efisien. Pada tahun 2017 itulah saya berdiskusi dengan teman-teman untuk menemukan model bisnis yang lebih efisien khususnya dalam mengatasi permasalahan yang ada. Model bisnis yang tidak konvensional.
Jadi dari awal selain melihat peluang, juga Paxel didirikan untuk menyelesaikan masalah dan menjadi solusi dari masalah-masalah yang ada di bidang logistik Indonesia. Mulai dari model bisnis untuk mengatasi harga yang tinggi dalam pengiriman dan lainnya. Kami menggunakan pendekatan baru yang InsyaAllah melalui model pendekatan baru ini dapat menjadi respon terhadap kebutuhan logistik di Indonesia, termasuk dalam memberikan kecepatan dan memberikan efisiensi. Itulah yang coba kita jawab pada saat memperkenalkan Paxel pada tahun 2018.
Sebagai pioneer di industri logistik Indonesia, bagaimana Anda melihat industri logistik di Indonesia saat ini?
Saya melihat bahwa kompleksitas dalam industri masih belum selesai. Indonesia ini memiliki masalah di industri logistiknya, dari cost-nya, kita tahu dulu cost delivery-nya mengambil 25% dari belanja, tapi saat ini memang sudah berkurang karena infrastrukturnya juga membaik, ada jalan tol baru, bandara baru, jalan-jalan baru, pelabuhan baru, dan sebagainya. Tapi kembali saya ingatkan, geografis Indonesia itu tidak simple. Pulaunya ribuan. Untuk menyelesaikan masalah logistik di Indonesia ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kalau kita katakan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang bergerak, sebetulnya pergerakan barang-barang yang paling banyak itu ada di Pulau Jawa, mungkin 70-80% pergerakan barang itu di Pulau Jawa, di mana Jabodetabek bisa menyumbang sampai 60%-nya. Padahal wilayah Indonesia bukan hanya di Pulau Jawa saja, jadi sebenarnya kita masih harus memperhatikan lagi wilayah lainnya. Kita perlu membangun infrastruktur yang lebih bagus untuk seluruh wilayah di Indonesia. Menggunakan teknologi untuk membangun infrastrukturnya sehingga sistem distribusi di negara kita menjadi lebih efisien dan lebih baik lagi.
Tapi selain masalah yang ada, kita juga melihat sisi lainnya, ada banyak oppotunity. Kalau bicara mengenai investasi, Indonesia saat ini, alhamdulillah, seperti yang dikatakan oleh Presiden Jokowi bahwa ekonomi kita sudah naik 5,53%, itu sebenarnya merupakan kabar gembira yang harus dijadikan sebagai opportunity. Semut-semut akan tertarik ke Indonesia, ini juga tergantung bagaimana kita akan memainkannya nanti.
Bagaimana Anda melihat tren industri logistik di Indonesia ke depannya?
Tren logistik di Indonesia itu sangat terbuka. Kita sederhana saja, kita memiliki resource yang sangat besar, begitu kuat, mau apa saja sebenarnya bisa, jadi opportunity-nya masih sangat banyak. Yang terpenting, kalau misal kita bicara Indonesia lima tahun ke depan, yang nomor satu yang kita harus perhatikan selain infrastrukturnya adalah people-nya.
Orang-orang kita harus diberikan edukasi yang tepat, jangan sampai kita memiliki banyak orang, tapi orangnya tidak pintar-pintar, ini bisa menjadi problem besar. Jadi kita harus memiliki generasi yang selalu inovatif yang selalu siap untuk menciptakan dan membuat hal-hal baru yang nantinya dapat membuat generasi kita itu bisa berkompetisi. Karena kalau kita perhatikan dunia saat ini, garis batas antarnegara itu sudah tidak kelihatan lagi. Kita bisa belanja online ke sana ke mari, tidak ada penghalang, inilah, kuncinya ada pada teknologinya dan yang kedua pada orangnya, bagaimana kita bisa me-manage itu.
Trennya akan mengarah pada ke sumber daya manusia, edukasinya, kreativitasnya untuk mengatasi masalah yang ada. Kalau kita kembali lihat ke Al Quran, Surah An-Nahl ayat 78, firman Allah itu mengatakan bahwa Ibu kita tidak melahirkan kita sebelum kita memiliki penglihatan, pendengaran, dan hati nurani supaya kita bersyukur. Ini kata Allah. Tidak ada statement lain selain itu. Allah meyakinkan kita untuk bersyukur, kita harus bersyukur, kalau kamu bersyukur, rejeki kamu akan dilimpahkan berlipat ganda.
Kita punya mata, mata kita itu tidak hanya bisa saling melihat, tapi kita juga memiliki kemampuan untuk melihat apa yang bisa kita lihat ke depannya. Kemampuan ini untuk mendengarkan hati juga. Sampai ke hati manusia, kalau manusia memiliki rasa syukur, kita ini bisa menjadi luar biasa. Sebagai umat, sebagai bangsa, kalau bangsa kita ini memiliki kemampuan yang luar biasa dari orang-orangnya, maka bangsa ini bisa memiliki kemampuan melihat ke depan. Jadilah bangsa yang memiliki kemampuan, asal kita bisa bersyukur, Allah akan menjamin kita. Allah sudah bilang sama kita, kalau kita pandai bersyukur, InsyaAllah kita akan mendapatkan semua yang kita butuhkan. Ini adalah salah satu jurusnya.
Menurut Anda, kemampuan apa yang harus dimiliki oleh pemain di industri logistik Indonesia untuk bisa tetap eksis, bersaing, dan berkembang?
Saya rasa, ini berlaku untuk semua ya, tidak hanya khusus untuk orang logistik saja, tapi semuanya. Saya bersyukur saya telah melalui sebuah proses yang cukup panjang. Meski bukan pilihan kita, tapi harus tetap kita jalani. Saya ini baby boomers, usia saya sudah 68 tahun, saya bersyukur telah melalui periode yang panjang. Pada tahun 60-an saat itu saya masih SD, saya melalui sebuah proses dalam perjalanan mengeksplor sekeliling saya. Meski tidak ada yang salah, tapi jangan lupa kita untuk mengekslpor untuk mengambil suatu pelajaran.
Sewaktu kecil, dalam perjalanan saya mencari pahlawan, mencari mentor sebagai pengarah, waktu tahun 60-an, saya memiliki teman, namanya Yanto. Sahabat saya itu tidak sekolah, kebetulan dia adalah anak dari pembantu Ibu saya. Karena dia anak pembantu, dia suka minder. Tapi dari dia, saya belajar tentang kejujuran. Dia itu anaknya low profile, dia tahu diri, tidak pernah menunjukkan kekuasaannya meskipun dia sebenarnya sehat dan kuat. Inilah model yang menciptakan kepercataan. Dia adalah ksatria yang meskipun tidak memiliki kekuasaan tapi saya mempercayainya. Melalui dia, saya memahami value dari kejujuran, value tentang pengertian diri.
Kemudian dalam proses dan perjalanan itu, saya bertemu banyak orang, termasuk saya belajar dari Kakek saya, Ayah saya, teman-teman saya. Dari teman-teman di sekolah, pasti ada kompetisi, dari situ saya belajar leadership untuk menjadikan semua orang sahabat. Untuk menjadikan diri sebagai seorang leader. Tentu kita harus memahami beberapa kecerdasan untuk menjadi leader. Kecerdasan yang kita perlukan antara lain kecerdasan intelektual. Jadi cerdas dalam teknik, ilmu, dan lainnya. Kedua kecerdasan emosional, kita harus tahu bagaimana memahami perasaan orang lain, bagaimana menang, kalah, bagaimana kita behave. Yang ketiga, adalah kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan atas keimanan kita. Jadi kita tahu Tuhan itu pemberi rejeki. Kita tahu dalam Surah Al-Ma'un itu mengajarkan kita untuk tidak menjadi pendusta dan sebagainya. Itu menjadikan kita bisa melakukan hal-hal yang benar. Kalau kita yakin terhadap Allah, terhadap Tuhan yang Mahakuasa, kita akan bisa mengalahkan berbagai macam ketakutan. Jadi dalam proses hidup sehari-hari, berbagai macam hal yang kita anggap menakutkan yang bisa membuat kita berbohong, kita tidak akan melakukannya karena kita menjadi tidak takut terhadap apa pun kalau kita yakin sama Allah. Proses inilah yang mendidik kita menemukan value kita dalam menghadapi hidup.
Karakteristik apa yang membedakan Paxel dari pemain lain di industri logistik di Indonesia?
Sejak diperkenalkan pada tahun 2018, Paxel mencoba menyelesaikan problem yang ada di logistik di Indonesia. Kita menawarkan model bisnis baru dengan pendekatan baru untuk merespon kebutuhan yang ada. Pada awalnya kita itu kan menawarkan same day delivery, dari situ kita menjadi icon kita yang dikenal, di mana model service-nya menjadi lebih cepat dari rata-rata market yang sudah ada.
Lalu selanjutnya apa yang membedakan kita lagi adalah kita masuk ke bidang frozen food dan sampai sekarang kalau berbicara terkait cold-chains, InsyaAllah melalui pendekatan-pendakatan baru dari kita, kita bisa menawarkan service yang lebih bagus dan lebih tepat untuk kebutuhan logistik di Indonesia.
Pada saat mengobrol tentang Paxel, Paxel itu merupakan salah satu model perusahaan yang bukan hanya perusahaan yang membuka pekerjaan saja. Tapi Paxel juga membuka opportunity untuk anak-anak muda, karyawan kita. Sehari-harinya mereka dituntut untuk menciptakan kreativitas yang baru. Misalnya kita dari awalnya same day delivery, untuk membedakan dengan yang lain kita masuk ke food delivery, ini kan membutuhkan tambahan skill, dengan cold box sebagainya.
Yang membuat Paxel dapat bertahan dari kreativitas ini, karena ada juga additional teknologi, tambahan proses, yang membuat Paxel berbeda itu, Paxel tidak lagi konvensional. Kami tidak konvensional karena kami juga memiliki knowledge. Paxel terus belajar dan menciptakan. Ini yang akan terus kita lakukan di Indonesia dan tentu ini harus menjadi model kerja yang ada di Indonesia, di mana kita bekerja bukan seperti orang-orang di pabrik semata, tapi kita harus bisa memiliki knowledge, memiliki kemampuan membuat keputusan, inilah yang membuat Paxel itu perusahaan yang berbeda. Dalam lima tahun ke depan, Paxel akan menjadi perusahaan yang sangat kompetitif kalau Paxel terus mengembangkan dirinya.
Sebagai CEO, bagaimana strategi Anda membawa Paxel untuk terus dapat eksis, bersaing, dan berkembang di industri saat ini dan ke depannya?
Kalau nomor satu sih, kalau kita lihat sekarang, bisa dilihat anak-anak muda di kantor kita itu rata-rata hidupnya selalu terinspirasi untuk menciptakan sesuatu. Kita selalu ingin melakukan project. Apa yang bisa saya lakukan hari ini beda dari yang kemarin supaya saya hari ini bisa menjadi luar biasa, begitu kan? Mereka dididik dalam kondisi bekerja untuk mencari sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi mereka terlatih untuk bekerja lebih baik. Secara rutin, perusahaan juga mendidik mereka untuk tetap dalam kondisi terlatih, salah satu yang sangat penting adalah leadership.
Leadership sangat dibutuhkan. Sebagai ayah, harus bisa membawa anak-anak menjadi anak-anak yang kreatif sehingga anaknya tidak monoton. Ini adalah salah satu cara kita membangun rumah. Saya juga selalu bilang, bahwa rejeki itu dari Allah, jadi kita harus yakini itu. Kalau kita sudah yakin rejeki dari Allah, maka kita tidak boleh jauh dari Allah. Kita harus dekat sama Allah, maka bekerjalah seperti kami beribadah, mulailah bekerja dengan Bismillah. Jadi kalau bekerja niatnya untuk Allah, maka apa yang kita lakukan itu adalah kebaikan.
Tag line Paxel adalah antarkan kebaikan. Jadi kalau kita mulai dengan segala sesuatu kebaikan, InsyaAllah Allah akan memberikan segala sesuatu yang baik juga. Kita melakukan hal yang baik, mengajak anak istri kita melakukan hal baik, maka rumah kita akan menjadi baik. Kalau di perusahaan ini, satu rumah isinya baik semua, maka perusahaan akan menjadi berkah. Inilah proses yang saya yakini. Jadi Paxel mulai dengan antarkan kebaikan, maka perusahaan akan baik. Tidak percaya? Paxel memulai dai 0 dan sekarang alhamdulillah sudah menjadi sesuatu. Ini karena prosesnya Allah membukan pintu, percaya tidak percaya, saya sih yakin, kalau kita perlu mencari rejeki dengan dimulai dari kebaikan.
Menurut Anda, apakah saat ini Paxel sudah mencapai titik kesuksesannya?
Belum. Kalau saya melihat Paxel itu, terutama tahun 2023 ini, setelah pandemi kita itu berada di suatu periode kita merasa perlu istirahat. Kita harus review, evaluasi. Kita mulai sesuatu lagi setelah sempat berhenti jadi kita perlu memulai dengan big picture. Saya melihat tahun 2023 ini sebagai momen setelah kita sempat berhenti. Setelah 0, kita mulai dari awal lagi, hidup lagi, kita evaluasi ulang, membentuk gerakan baru.
Tahun 2023, saya melihat Paxel itu bagaikan burung yang sudah melalui banyak hal tapi sudah dia selesaikan, saat ini dia sudah memasuki tahap berikutnya. Kita lihat tahun 2023, 2024, ini tahun yang menjanjikan. Masih banyak hal yang terbuka. Makanya burung ini mencari potensi baru dan kita titipkan pada anak-anak muda ini, semoga berhasil menemukan yang baru. Jadi bagaikan burung yang baru terbang dan berhasil hinggap di mana-mana untuk menyebarkan kebaikan, kesempatannya masih banyak.
Bagaimana Anda melihat kesuksesan Paxel di masa depan?
Kalau kita bicara Indonesia, masalahnya masih banyak yang harus diselesaikan. Di cost pengiriman misalnya, dulu dari 25% kini sudah jadi 5-7%, ini sudah penghematan. Penghematan ini bukan hanya untuk kita tapi untuk ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Efisiensinya besar dan pembangunan infrastruktur juga sudah menjadi lebih baik meski belum terlalu merata. PR kita masih banyak dan kompleks meski ekonomi membaik.
Saya berharap anak cucu saya masih bisa menikmati hal-hal baik yang dihasilkan. Perlu memastikan mereka menjadi pintar dan kreatif karena ini satu-satunya modal manusia kan, yang bisa mengalahkan komputer juga ini. Masa depan ada di tangan kita semua, kita harus jadi leader bukan hanya pengikut.
Target Paxel, bisa berkontribusi pada Indonesia Emas.
Pelajaran penting atau pegangan hidup apa yang Anda pegang/yakini dalam menjalankan kepemimpinan Anda sebagai CEO Paxel?
Saya selalu mengatakan bahwa mulailah dengan kesadaran bahwa rejeki itu dari Allah, karena kita tahu Allah itu pemberi rejeki, maka kita harus berbuat kebaikan karena Allah. Selalu memberikan kebaikan dan jadikan itu sebagai gaya hidup kita. Dengan gaya hidup seperti itu, InsyaAllah kita dalam hidup ini dan hidup berikutnya itu tidak akan menemukan hal-hal yang negatif.
Dalam hidup itu selalu ada suka dan duka dan itu merupakan bagian dari rejeki. Semua harus diterima sebagai pemberian dari Allah. Kalau kita merasa menghadapi masalah atau musibah, yang harus kita lakukan adalah sholat dan sabar. Sabar itu jangan sampai menyerah, sabar juga tidak ada batasnya. Kalau ada batasnya itu namanya bukan sabar. Kemudian sholatlah, berdoa pada Allah. Kalau kita tidak menyerah, kita pasti akan mendapatkan jawaban dari Allah dan mendapatkan solusi dari masalah kita. InsyaAllah kita akan mendapatkan banyak rezeki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement