Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ustaz Hanan Attaki Ngaku NU Tulen, Balasan KH Marzuki Menohok!

Ustaz Hanan Attaki Ngaku NU Tulen, Balasan KH Marzuki Menohok! Kredit Foto: Instagram/Hanan Attaki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sosok Ustaz Hanan Attaki tengah menjadi sorotan setelah mendapat penolakan dari Banser NU saat menyelenggarakan pengajian di Masjid Al Muttawien, Pamekasan, Madura pada Minggu, 23 Februari 2023 lalu. Penolakan tersebut tidak terlepas dari dugaan bahwa Ustaz Hanan Attaki berafiliasi dengan HTI dan Wahabi.

Ustaz Hanan Attaki sudah membuat klarifikasi bahwa tudingan tersebut tidak masuk akal. Bahkan, Ustaz Hanan Attaki membeberkan latar belakang dirinya yang justru merupakan NU tulen. Ia mengaku di besarkan di lingkungan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Kultur demikian lebih dikenal masyarakat Aceh sebagai salafiyah.

Baca Juga: Pengajian Ustaz Hanan Attaki Dibubarkan, Cendekiawan Muslim Khawatir Berat: Bisa-Bisa Nanti Menyasar ke....

"Kalau salafiyah di Jawa itu NU, Aswaja. Orang Aceh menyebutnya salafiyah. Salafiyah itu artinya Aswaja kalai di Jawa," ungkap Ustaz Hanan Attaki dalam video klarifikasinya dilansir pada Rabu, 22 Februari 2023.

Meski tak spesifik menyebut nama, ulama NU memberikan komentar menohok kepada pihak yang mengaku-ngaku sebagai Ahlussunnah wal Jamaah. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki, mengatakan bahwa meski mengaku Aswaja, mereka tetap berbeda dengan NU.

"Saya tidak bisa berani berterus terang bilang kepada warga NU, jangan sampai keluar dari NU. Meskpiun yang baru itu ngaku-ngaku Ahlussunnah wal Jamaah, kalau bukan NU, jangan! Harus yang NU," tegas KH Marzuki dalam YouTube TOL Langit9 bertajuk "AMBYARR! HANAN ATTAKI COBA OBOK2 MADURA! KH MARZUKI ANGKAT BICARA!?" disimak pada Rabu, 22 Februari 2023.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad (UAS) Soal Hanan Attaki: Ceramah Saya 'Meletup', Kalau Dia Menyejukkan!

KH Marzuki menjelaskan, dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara golongon yang diklaim Aswja itu dengan NU. Perbedaan yang paling sering terjadi ialah mengenai ada atau tidaknya dalil terhadap berbagai tradisi umat muslim yang dianut oleh warga NU, salah satunya mengenai haul dalam rangka memperingati orang yang sudah meninggal. Masyarakat NU meyakini bahwa haul diperbolehkan karena memiliki dalil yang kuat. Hal itu, bagi kelompok di luar NU sering diperdebatkan dan dianggap sebagai bid'ah.

"Contoh kecilnya, di sana gak mau haul, kalau NU mau Haul, mendaki (memperingati) orang meninggal. Nabi mau haul? Jawabnya iya. Ada bukti kebenaran, dalil bahwa haul itu dibenarkan," tegasnya lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: