Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Serangan Siber Meningkat di Pemilu 2024, BSSN Ungkap Dampaknya: Mengubah Hasil...

Potensi Serangan Siber Meningkat di Pemilu 2024, BSSN Ungkap Dampaknya: Mengubah Hasil... Kredit Foto: Unsplash/Mohammad Rahmani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli Madya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiawan, mengungkap adanya potensi meningkatnya serangan siber jelang pemilu tahun 2024 nanti. Kendati demikian, Anton mengakui, serangan siber jelang pemilu tidak berdampak besar pada pemungutan suara yang dilakukan nanti.

"Sebetulnya kan kalau pemilu kita kan dari sisi pungut dan hitung itu dilakukan secara manual ya, jadi sebetulnya nggak terlalu besar juga," kata Anton saat ditemui seusai mengisi acara "Indonesia Financial System Stability Summit 2023" yang diselenggarakan Warta Ekonomi di The Westin Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Baca Juga: BSSN Siapkan Satgas untuk Benahi Serangan Siber di Pemilu 2024

"Dari proses pungut hitungnya, karena kita masih pemilu yang konvensional, datang ke bilik untuk memberikan suara, saya pikir dari sisi sibernya tidak terlalu berat di sisi sipil," tambahnya.

Kendati demikian, serangan siber bisa berdampak fatal pada saat rekapitulasi data setelah pemungutan suara. Pasalnya, hasil dari rekapitulasi data akan ditransformasikan dalam bentuk elektronik.

Hal tersebut, kata Anton, yang menjadi perhatian bagi BSSN untuk mengamankan jalannya Pemilu tahun 2024 nanti. Oleh sebab itu, perhatian utama BSSN dalam hal ini, terfokus pada platform digital Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjaga integritas hasil pemungutan suara.

"Tapi memang setelah itu direkapitulasi dan lain-lain kan dijalankan dengan sistem elektronik, itu yang menjadi perhatian," katanya.

"Tinggal kita melindungi sistem di KPU supaya rekapitulasi terus kemudian hasil dari pemilu itu bisa terjaga integritasnya, nggak dirusak orang, nggak diganti-ganti, itu menjaga integritasnya, apa yang disampaikan memang sesuai dengan yang di data-data yang diambil dari bilik-bilik suara tersebut," tambahnya.

Kendati demikian, Anton menegaskan bahwa hingga saat tahapan yang berjalan saat ini, pihaknya belum mendapat laporan terkait serangan-serangan yang terjadi di KPU. Data tersebut dia ambil berdasarkan hasil monitoring nasional pada sistem digital KPU.

"Saat pemilu kita akan lakukan fokus pada monitoring terhadap sistem yang berjalan di KPU, tetapi saat ini ya tadi, memonitor secara nasional saja, secara umum ke semuanya, termasuk KPU, traffic secara nasional. Belum, belum ada (serangan siber)," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: