Pertashop milik Dani juga didirikan di tengah pandemi, tepatnya sekitar tahun 2021. Ketika itu disparitas harga Pertamax dengan Pertalite memang tidak besar sehingga masyarakat banyak yang memilih membeli Pertamax. Ketika itu dalam sehari ia bisa menjual hingga 3000 liter per hari. Namun saat ini ia mengakui terjadi penurunan penjualan hingga hanya sekitar 1000 liter/ hari.
"Tapi berbisnis kan tidak hanya soal angka. Ada seninya. Kita bermitra dengan Pertamina, harus bangga dengan produk-produk Pertamina. Sebagai kepanjangan tangan dari Pertamina yang merupakan salah satu BUMN, kita juga ikut berperan untuk masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Pertamina Bersama Mitra Akuisisi Wilayah Kerja Bunga dan Peri Mahakam
Salah satunya dengan ikut mengedukasi masyarakat tentang keunggulan BBM nonsubsidi Pertamina yang lebih ramah lingkungan.
Dalam menjalankan usahanya, Dani berusaha merangkul masyarakat sekitar. Salah satunya adalah dengan merekrut karyawan dari wilayah tersebut. Selain untuk pemberdayaan masyarakat, karyawan yang bekerja di Pertashop miliknya secara tidak langsung juga akan menjadi marketing di lingkungannya.
Dari sisi konsumen, keberadaan Pertashop yang ada di daerah dirasa sangat membantu. Edi, warga Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, mengatakan keberadaan Pertashop sangat efektif untuk membantu masyarakat mendapatkan BBM.
Baca Juga: Pelumas Mesin Diesel Kapal dari Pertamina Kantongi Approval MAN ES
"Di sini jauh dari SPBU, jadi keberadaan Pertashop ini sangat membantu," ujar Edi.
Terlebih lagi, Pertashop umumnya memiliki layanan tambahan sehingga kebutuhan lain dari masyarakat juga bisa dipenuhi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement