Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apresiasi Upaya Erick Thohir Akomodir Keinginan Seluruh Klub, Pengamat: Keputusan Liga 2 Dihentikan Hasil Konsensus Bersama

Apresiasi Upaya Erick Thohir Akomodir Keinginan Seluruh Klub, Pengamat: Keputusan Liga 2 Dihentikan Hasil Konsensus Bersama Kredit Foto: PSSI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan, hasil sarasehan klub Liga 1 dan Liga 2 merupakan keputusan bersama yang mengakomodir keinginan seluruh klub.

“Sarasehan ini justru kita harus melihat yang berbeda, bahwa ini tempatnya kita mencari solusi. Ini bagian saya menepati janji saya. Saya ingin mendengar dan bersama-sama memperbaiki sepakbola Indonesia,” kata Erick Thohir dikutip dalam akun Instagram pribadinya @erickthohir Senin, (6/3/2023). 

Ia mengatakan, sarasehan yang diadakan oleh PSSI tersebut merupakan wadah untuk perwakilan seluruh klub di Liga 1 dan 2 dalam mengutarakan pendapat soal kelanjutan sepak bola Indonesia.

Baca Juga: Pengamat Sebut NU dan PSSI Jadi Panggung Politik Erick Thohir untuk Pemilu 2024: Cukup Strategis

“Sebagian mereka bicara ini pertama kali pihak PSSI dan klub membuka ruang diskusi, bahkan di situ, beberapa pimpinan klub juga menyatakan tidak pernah dalam sejarah mereka bertemu, duduk di satu meja,” jelasnya.

Kegiatan tersebut, menurutnya adalah bagian dari upaya PSSl periode yang baru untuk melakukan perubahan sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik.

“Saya berterima kasih dengan klub Liga 1 dan 2 yang bisa melihat perubahan signifikan di bawah kepemimpinan kami, karena mereka melihat kita adalah sahabat dalam memperbaiki sepakbola,” ucapnya.

Sementara itu, Pengamat sepak bola nasional Gafar Lestaluhu mengatakan, tidak dilanjutkannya Liga 2 bukan dari ketua umum PSSI Erick Thohir, tetapi hasil konsensus dan kesepakatan bersama seluruh peserta klub Liga 2 dan perlu dihormati apapun hasilnya.

Menurut mantan pemain profesional diera tahun 2000-an ini menilai keputusan dihentikannya kompetisi Liga 2 sangat tepat, karena jika kompetisi dipaksakan maka akan terjadi kerancuan jadwal pertandingan, baik dengan Liga 1 maupun dengan pertandingan Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung pada bukan Juni 2023 besok.

“Saya pikir sebenarnya keputusannya sudah realistis, karena kalau di lanjutkan juga berarti ada tabrakan dengan penyelenggaraan Piala dunia U20,” kata Gafar saat dihubungi, Senin (6/3).

Menurut mantan pemain Semen Padang dan Persikota Tangerang ini, kompetisi Liga 2 baiknya dimulai setelah Piala Dunia U-20 selesai. Hal ini, kata Gafar membuat kompetisi makin terarah dan melahirkan semangat baru buat klub-klub Liga 2.

“Mendingan di mulai dengan kompetisi baru, dengan anggaran yang baru serta semangat yang baru sehingga kompetisi lebih terarah dan menghasilkan yang terbaik. Mudah-murahan semangat para pemilik club Liga 2 tidak surut,” ucapnya.

Gafar juga mengapresiasi terobosan baru yang dihasilkan dari sarasehan kemarin, yakni operator pengelolaan Liga 1 dan Liga 2 terpisah dan PSSI sebagai organisasi induk sepak bola Indonesia sebagai manajemen utama.

Buat Gafar, sistem baru ini sangat baik karena semua level liga terakomodir dan PSSI mudah memantau jalannya kompetisi.

“Management tetap satu yaitu PSSI, hanya saja operatornya sendiri-sendiri. Positivnya biar lebih muda dalam mangakomodir dan memantau kompetisi, sehingga tidak tumpah tindih dan kebijakan yang tepat di banding dengan semua level kompetisi dengan operator yang sama,” jelasnya.

Diakui Gafar, aturan-aturan yang diterapkan di Liga Indonesia baik itu Liga 1, Liga 2 maupun Liga 3 sangat merugikan banyak pihak, terkhusus klub. Untuk itu, lewat terobosan baru ini mampu menghadirkan sepak bola yang sehat dan berkualitas ke depan.

“Kalau dengan satu operator maka kebijakannya kadang merugikan, seharusnya apabila kebijakan yang diambil untuk tidak melanjutkan kompetisi dari keputusan bersama harus ada, sehingga ada sinergitas antara PSSI dan club,” ungkapnya.

Gafar pun meminta agar ke depan PSSI harus perbanyak kompetisi di semua level agar mempermudah PSSI merekrut calon pemain-pemain muda berkualitas untuk Timnas Indonesia.

“Menyelenggarakan dan memperbanyak kompetisi di semua level baik dari grassrot, youth sampai ke level profesional sehingga promosi pemain dari semua level akan menghasilkan pemain-pemain berkualitas, sehingga hasilnya untuk pilihan ke timnas akan semakin banyak,” pintanya.

Senada, pengamat sepak bola nasional Rikki A. Daulay mengatakan, diundurnya jadwal kompetisi Liga 2 atas kesepakatan bersama pemilik klub merupakan pertimbangan matang.

“Jika datangnya keinginan untuk menghentikan kompetisi Liga 2 berdasarkan kesepakatan pemilik Liga 2, maka ada faktor-faktor yang jadi pertimbangan bagi pemilik Liga 2 untuk mengundurkan  jadwal kompetisi,” ujarnya.

Dikatakan Daulay, ke depan PSSI baiknya menggelar kompetisi menggunakan format grup untuk memudahkan klub-klub yang dari sisi anggaran kurang mampu, karena jika berdasarkan grup maka yang terjadi adalah klub dengan wilayah terdekat berada dalam satu grup.

“Lebih baik format grup saja, jadi klub-klub yang berdekatan dapat bermain satu grup, lebih hemat secara operasional,” sarannya.

Selain itu, Daulay berharap ke depan PSSI harus lebih sensitif terhadap apa yang terjadi dalam sepakbola nasional, yakni memberikan perhatian secara merata kepada seluruh klub tanpa melihat klub kelas atas dan kelas bawah.

“Perhatian terhadap klub itu harus menyeluruh, jangan hanya klub elite saja yang dapat perhatian. Harusnya PSSI dapat mengajak duduk bersama dan menjadi problem solving bagi klub-klub di indonesia,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: