Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Standard Chartered Turunkan Proyeksi Harga Bitcoin, Jadi Segini...

Standard Chartered Turunkan Proyeksi Harga Bitcoin, Jadi Segini... Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Standard Chartered memangkas proyeksi harga bitcoin untuk empat tahun ke depan, dengan alasan tekanan tinggi pada perusahaan treasury aset digital dan melemahnya daya beli institusi yang sebelumnya menjadi salah satu pendorong reli kripto.

Kepala Global Aset Digital Standard Chartered, Geoff Kendrick mengatakan bahwa pergerakan harga bitcoin baru-baru ini cukup menantang untuk investor, termasuk bagi perusahaan yang mengandalkan aset tersebut sebagai treasury.

Baca Juga: Strategy (MSTR) Kembali Serok Bitcoin Sebanyak 10.624 BTC

Menurut Kendrick, perubahan pandangannya terutama dipicu oleh anjloknya nilai saham perusahaan yang berfokus pada bitcoin. Ia menjelaskan bahwa salah satu pilar utama skenario bullish-nya adalah gelombang pembelian berkelanjutan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Namun, penurunan harga saham yang tajam kini membuat mereka kesulitan menghimpun modal baru untuk melakukan pembelian bitcoin tambahan.

“Kami memperkirakan pasar akan bergerak dalam fase konsolidasi ketimbang penjualan besar-besaran, tetapi pembelian dari mereka kecil kemungkinannya memberikan dukungan lebih lanjut,” ujarnya, dilansir Rabu (10/12).

Kendrick mengatakan prospek bullish bitcoin kini sepenuhnya bertumpu pada arus masuk pembelian spot, khususnya dari investor institusional. Bank tersebut kemudian memangkas target harga bitcoin sebagai berikut:

  • 2025: menjadi US$100.000 dari US$200.000
  • 2026: menjadi US$150.000 dari US$300.000
  • 2027: menjadi US$225.000 dari US$400.000
  • 2028: menjadi US$300.000 dari US$500.000

Baca Juga: Pasar Kripto Bitcoin Diproyeksi Pulih di Desember

Kendrick menekankan bahwa akses institusional dan proses pengambilan keputusan di tingkat komite investasi memang memerlukan waktu. Namun, pada akhirnya hal itu berpotensi menjadi pendorong gelombang permintaan besar berikutnya di pasar aset digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: