Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi di Kimia Farma, Bio Farma Holding Perkuat Ekosistem Kesehatan Indonesia

Investasi di Kimia Farma, Bio Farma Holding Perkuat Ekosistem Kesehatan Indonesia Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) mengapresiasi penyelesaian transaksi investasi Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA).

Melalui penyelesaian transaksi investasi ini, INA dan SRF resmi menjadi investor strategis KAEF dan KFA dengan mengambil bagian atas penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) KAEF dan mengambil bagian 40% saham pada anak perusahaannya, KFA. KFA merupakan entitas usaha KAEF dengan portofolio bisnis ritel apotek dengan sebaran lebih dari 1.170 pusat layanan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: UMKM Binaan Bio Farma Unjuk Gigi dalam Pameran Inacraft 2023

Sebelumnya, pada acara B20 Summit bulan November 2022 lalu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir; Direktur Utama KAEF, David Utama; Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo; dan Ridha Wirakusumah selaku Ketua Dewan Direktur INA; beserta Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun; telah menandatangani Perjanjian Pengambilan dan Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Share Subscription and Purchase Agreement) dan dokumen-dokumen transaksi lainnya.

"Aksi korporasi ini menunjukkan spirit Holding Farmasi yang makin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia. Pencapaian ini sejalan dengan semangat dan arahan Menteri BUMN agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat di sektor kesehatan," kata Honesti, Rabu (8/3/2023).

Menurutnya, perjanjian ini merupakan bentuk lebih lanjut dari kemitraan yang lebih luas, dan kerja sama jangka panjang antara SRF dan INA. Sementara itu, pada  Juni 2022, INA dan SRF menandatangani Kerangka Kerja Sama Investasi (Investment Framework Agreement) untuk memfasilitasi kerja sama investasi keduanya di Indonesia guna meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara.

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengatakan, layanan kesehatan di Indonesia menawarkan peluang menarik bagi para investor, mengingat besarnya ukuran pasar dan kelas menengah yang tumbuh pesat di Indonesia.

"Dengan investasi tersebut, INA akan mengakselerasi akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia, mengoptimalkan jaringan ritel dan saluran distribusinya, serta mempercepat digitalisasi sistem layanan kesehatan untuk mencapai segmen pasien dan pelanggan yang lebih luas," jelasnya.

Adapun Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun, menambahkan, penyelesaian transaksi investasi ini menandai dimulainya tahap baru kerja sama antara SRF, INA, KAEF, dan KFA.

"Dalam bekerja sama dengan mitra kami, SRF akan menyediakan sumber daya yang efektif untuk mendukung KAEF dan KFA agar keduanya dapat mempertajam keunggulan mereka, dan menangkap peluang di industri kesehatan Indonesia yang menjanjikan dan berkembang dengan cepat. Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara Tiongkok-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative," jelasnya

Seperti diketahui, Holding BUMN Farmasi (Bio Farma Group) yang beranggotakan BUMN PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, serta PT Industri Nuklir Indonesia (INUKI), di awal tahun 2023 menetapkan visi untuk menjadi world class healthcare company dengan kapabilitas pada Riset & Pengembangan (R&D), kapasitas manufaktur serta coverage distribusi di nasional dan internasional, serta penguasaan pasar ritel farmasi di Indonesia. Bio Farma Group saat ini tengah menjalankan beberapa inisitif strategi untuk pengembangan bisnis ke depan, baik pada segmen farmasi maupun segmen layanan Kesehatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: