Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan Take and Give antara Kelompok Elite DJP dan Sri Mulyani Dibongkar Mantan Menkeu

Hubungan Take and Give antara Kelompok Elite DJP dan Sri Mulyani Dibongkar Mantan Menkeu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (duduk tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (duduk kanan), Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo (duduk kiri), serta jajaran eselon Kementerian Keuangan lainnya, menunjukkan bukti penerimaan elektronik usai penyerahan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak 2019, di Kantor Pusat Dirjen Pajak di Jakarta, Selasa (10/3/2020). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri Keuangan di era Orde Baru, Fuad Bawazier menilai terungkapnya kasus Rafael Alun yang bermula dari kasus sok gagah-gagahan anaknya, Mario Dandy menjadi pandora bagi kasus-kasus lain, terutama masalah harta fantastis para pegawai pajak dan bea cukai.

"Berbagai macam analisa dikemukakan mulai dari SMI yang telah kehilangan kepekaan (no sensitivity), telah terlalu lama menjabat, telah merasa menjadi God Father Kemenkeu, dan percaya dirinya sebagai menteri keuangan terbaik di dunia.

SMI merasa sebagai menteri terbaiknya Jokowi sehingga tidak tersentuh, tidak dapat dilengserkan seperti dalam kasus Bank Century ketika Sri Mulyani terpental dan ditampung Bank Dunia untuk dipoles lebih lanjut sebelum dilepas kembali. 

Tapi kali ini badai datang dari jajarannya sendiri, dari DJP. Sebenarnya di DJP jauh lebih banyak pegawai yang baik dari pada pegawai yang rusak," kata Fuad.

Menurut Fuad, hubungan antara DJP dan Sri Mulyani sebenarnya saling membutuhkan. Ia mencontohkan banyak laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mandek ketika di tangan Sri Mulyani.

"Namun yang jelek-jelek itu lebih berkesempatan untuk konsolidasi dan mengorganisir diri seperti dalam Blasting Ryder Club (Moge Club DJP) yang merupakan Club Elite di lingkungan pajak. Singkat cerita, kelompok elit pajak ini mampu lobby-lobby ke atasan sehingga semua laporan terhadap elit ini tidak di proses, lumpuh, ewuh pekewuh.

Laporan dari BPK dan PPATK tidak diproses, tidak bisa tembus. Elit ini terasa sakti dan semakin merajalela. SMI sebagai God Father membiarkan atau sengaja tidak memproses laporan-laporan tentang mereka.

Why? Karena SMI merasa sudah dekat dengan elit ini dan elit ini penting bagi SMI. Sekurang-kurangnya elit ini tidak cerewet menuntut pemisahan organisasi DJP dari Kemenkeu. Di sini ada take and give antara SMI dan elit DJP," jelasnya.

Sebagai senior, lanjut Fuad, ia meminta agar Sri Mulyani jangan berpolitik dan mengembalikan sisi profesionalitasnya sebagai menteri.

Baca Juga:  Cara Lapor SPT Pajak Tahunan Lewat E-Filling, Begini Langkahnya

"Ini adalah sifat politik SMI. Kami para seniornya merasa prihatin. Kami para seniornya meminta agar SMI berlaku profesional saja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: