Gokil, Tumbler Hasil Karya Penyandang Disabilitas Binaan Kemensos Mejeng di Jaringan Retail Eropa!
Sejenak tatapannya terhenti pada sebilah bambu dalam genggamannya. Penuh perhitungan, selembar ampelas ia gesekkan di permukaan bambu sampai permukaannya halus.
Itulah awal aktivitas Uwes Kurni memulai karyanya mengolah bambu menjadi tumbler. Sekilas terlihat sederhana, namun sentuhan tangan pria 36 tahun ini sanggup mengubah bambu menjadi karya kelas dunia.
Baca Juga: Kemensos Bantu Operasi Katarak dan Berikan Bantuan ATENSI Masyarakat Kediri
Pria asal Lembang Bandung ini mengasah kemampuannya di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung. Melalui UPT milik Kemensos ini Uwes – biasa dipanggil Aweng, mendapatkan berbagai bantuan.
“Kami sudah diasesmen untuk dapat bantuan alat-alat produksi, seperti mesin grafir, las dan mesin amplas. Teman-teman juga diberikan tempat tinggal sementara di BBPPKS Bandung,” kata Aweng.
Penyandang disabilitas fisik ini, tergabung dalam Planet Kreatif Disabilitas yang dibina oleh BBPPKS Bandung. Terus mengasah diri, karyanya sudah mejeng di mall furnitur ternama asal Swedia di Bandung Barat yang merupakan jaringan retail Eropa.
Karya Aweng tidak hanya tumbler, tetapi juga cangkir, asbak, toples hingga anyaman wadah bumbu. Saat ini, Aweng dan teman-temannya sedang menggagas inovasi pembuatan miniatur dari bambu.
Sejak Agustus 2022, Aweng telah memproduksi 50-100 tumbler per minggu untuk dipasarkan secara online maupun offline. Selain orderan dalam negeri, Hasil karyanya ini juga sudah dilirik warga Australia dan langsung mengundang pesanan dari negeri Kangguru tersebut. Selain secara online, hasil karya aweng dan teman-teman juga dipasarkan melalui berbagai pameran.
Karya Aweng yang juga terpajang di Sentra Kreasi Atensi (SKA) Bale Lembang BBPPKS Bandung menarik perhatian pengunjung. Di SKA ini tidak hanya menampilkan hasil karya kerajinan tangan, ada juga hasil pertanian, kafe kopi dan kuliner yang baristanya merupakan penyandang disabilitas rungu wicara.
Pembangunan SKA Bale Lembang sejak Februari 2023 ini sebagai wujud komitmen bersama dalam memberikan layanan sosial kepada PM.
“Jika ada komitmen bersama, maka bisa terwujud. Sesuai arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini bahwa fungsi balai-balai tidak hanya menjadi penyelenggara kediklatan, tetapi juga sekaligus menjadi pusat pemberian layanan sosial kepada masyarakat, termasuk pemberdayaan di dalamnya,” jelas Harry Hikmat saat mengunjungi Soft Launching SKA Bale Lembang, Minggu (19/3/2023).
Baca Juga: Penyelidikan Formula E Masih Gelap, KPK Dapat Jackpot Kasus Dugaan Korupsi Bansos di Kemensos
Sejalan dengan hal tersebut, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pengembangan SDM dan Program Kementerian Sosial Suhadi Lili yang juga hadir mengungkapkan bahwa pengelola SKA harus terus mengasah kemampuan pemberdayaan.
Suhadi menekankan bahwa keberfungsian sosial akan sempurna jika PM bisa mandiri secara ekonomi melalui pemberdayaan. Ia menyambut baik upaya pengembangan SKA Bale Lembang yang diharapkan bisa menjadi pusat unggulan dalam hal pemberdayaan sosial.
Pemberdayaan terhadap Aweng dan teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Planet Kreatif Disabilitas ini menjadi wujud upaya pemberdayaan kelompok rentan Kolaborasi antara Kemensos dan Pemerintah Daerah.
Selain itu, BBPPKS Bandung juga memiliki desa-desa binaan yang hasil karyanya bisa didorong masuk ke SKA untuk dipasarkan. Harry menyebutkan ini bisa menjadi bentuk dukungan pemberdayaan.
Fasilitas yang ada di BBPPKS Bandung bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan. Pelayanan kepada kelompok rentan yang bersifat residensial (tinggal di balai) memungkinkan untuk digunakan sambil berjalannya upaya pemberdayaan. Fasilitas ini bisa digunakan sampai PM mampu mandiri secara ekonomi.
Baca Juga: Modal Kuat Menjadi Next Jokowi, Rekam Jejak Anies Baswedan Dibersihkan Lagi: Ini Mengecewakan Sekali
Aweng mengungkapkan selama terjun di usaha ini, ia mendapat banyak teman baru, saudara baru dan pengalaman baru. Kini perekonomiannya pun tidak lagi mengandalkan keluarga, “Jadi sekarang saya bisa usaha sendiri, cari uang sendiri, tidak bergantung dengan keluarga. Tentunya ini bukti kami menjual karya, bukan iba,” tutup Aweng.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement