Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadis Keutamaan 10 Hari Pertama, Kedua, dan Ketiga Ramadan Ternyata Palsu? Ustaz Adi Hidayat Jawab Begini

Hadis Keutamaan 10 Hari Pertama, Kedua, dan Ketiga Ramadan Ternyata Palsu? Ustaz Adi Hidayat Jawab Begini Kredit Foto: YouTube/Adi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi Umat Islam. Pada bulan Ramadan, rahmat serta ampunan dari Allah diberikan kepada umat muslim. Mengenai rahmat dan ampunan, terdapat hadis yang menyebutkan bahwa keutamaan bulan Ramadan terbagi atas tiga, yakni 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga.

Apakah hadis tersebut shahih atau justru hadis palsu?

Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa hadis yang umum didengar oleh masyarakat itu statusnya bermasalah, bahkan diduga sebagai hadis palsu. Hal itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh para ulama terhadap hadis yang berbunyi sebagai berikut.

أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار 

"Hadis yang pertama, yang tadi kita dapatkan riwayatnya panjang bahkan disandarkan pada sahabat Salman Al-Farisi, ada yang menyandarkan pada sahabat Ali bin Abi Tholib yang diduga bahkan keduanya tidak pernah menyampaikannya. Kalimatnya أوله رحمة, awalnya adalah rahmat. Lalu وأوسطه مغفرة pertengannya adalah penuh ampunan atau magfirah. Kemudian, وآخره عتق من النار akhirnya pembebas dari neraka," ungkap Ustaz Adi Hidayat dalam YouTube TRANS TV Official, disimak pada Selasa, 28 Maret 2023.

Baca Juga: Salat Berjemaah, Posisi Imam dan Makmum Ada di Mana? Ustaz Adi Hidayat Jawab Begini

Dengan adanya hadis tersebut, ungkap UAH, orang kemudian membagi Ramadan ke dalam tiga bagian sehingga menyebutkan 10 hari pertama rahmat, 10 hari kedua khusus maghfirah atau ampunan Allah subhana wa taala, dan 10 hari ketiga ada peluang dibebaskan dari api neraka.

"Hadis ini diteliti oleh para pakar hadis, ahli-ahli di bidang hadis, dan menyimpulkan bahwa hadis ini bermasalah, bahkan rakyatnya ada yang menemukan bahwa sampai ke derajat hadis palsu," tegasnya lagi.

Lalu, apa indikasi bahwa hadis tersebut palsu?

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, indikasi yang pertama ialah hadis tersebut bertentangan langsung dengan hadis-hadis nabi yang lain, yaitu yang shahih. Ia menuturkan, hadis shahih mengatakan bahwa semua Ramadan, siang dan malamnya, pertama sampai akhirnya itu berisi rahmat dan ampunan Allah subhanahuwata'ala.

"Jadi Nabi SAW tidak pernah memisah-misah, awal, akhir, pertengahan Ramadan, tidak pernah," ungkapnya.

Hal itu seperti yang tercantum dalam Hadis Al-Bukhari Nomor 38 yang berbunyi: Barang siapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Baca Juga: Bagaimana Posisi Kaki Makmum yang Benar saat Salat Jemaah di Masjid? Ustaz Adi Hidayat Beri Jawaban

"Setiap hari, awalnya, tengahnya, akhirnya dilakukan karena Allah, ikhlas mengharap pahala, diampuni semua dosa-dosanya. Jadi sejak awal Ramadan, ampunan sudah ada," katanya lagi. 

Begitu pun yang tertuang dalam Hadis Al-Bukhari Nomor 37: Barang siapa melakukan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. 

"Bukan cuma siangnnya, malamnya, bermohon kepada Allah ampunan. Salat dengan baik, minta ampunan, ikhlas dikerjakan karena Allah, diampuni semua dosanya. Ini menandakan bahwa hadis (keutamaan 10 hari Ramadan bertentangan dengan hadis-hadis Nabi SAW," tegas UAH lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel: