Dalam Negeri Israel Gak Baik-baik Saja, Netanyahu Sampai Berucap Sumpah Ini
Operasi tersebut dilakukan ketika sebuah rumah sakit di Yerusalem mengkonfirmasi bahwa seorang wanita Inggris-Israel, Lucy (Leah) Dee, telah meninggal dunia setelah terluka parah dalam sebuah serangan penembakan pada hari Jumat di Tepi Barat yang menewaskan dua putrinya, yang berusia 16 dan 20 tahun.
Mobil mereka ditembaki di Lembah Yordan, di mana Jericho juga berada. Keluarga tersebut adalah penduduk Efrat, sebuah pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Baca Juga: Gemuruh Jet Tempur dan Artileri 'Ramaikan' Yerusalem, Ketegangan Sulit Terhindarkan
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menulis di Twitter bahwa "tidak ada pembenaran" untuk "kekerasan yang tidak masuk akal".
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967 dan ratusan ribu pemukim Yahudi tinggal di pemukiman yang disetujui Israel di sana yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Ratusan warga Israel melakukan aksi unjuk rasa pada hari Senin di bagian utara Tepi Barat, mendesak persetujuan negara atas sebuah pos pemukim Israel.
Beberapa menteri pemerintah - termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir - hadir dalam pawai ke Eviatar, yang penduduknya setuju untuk pergi pada tahun 2021 sementara para pejabat memeriksa kasus mereka.
Berbicara di hadapan kerumunan massa, Ben-Gvir mengatakan bahwa "respons terhadap teror adalah dengan membangun" permukiman.
Kekerasan kembali berkobar sejak polisi Israel menyerbu aula salat di masjid Al-Aqsa dalam sebuah operasi sebelum fajar yang bertujuan untuk mengusir "para pemuda yang melanggar hukum dan para penghasut bertopeng" yang menurut mereka telah membarikade diri mereka sendiri di dalam.
Pada hari Jumat, seorang turis Italia terbunuh dan tujuh orang lainnya terluka dalam serangan penabrakan mobil di Tel Aviv.
Tentara Israel juga mengatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan terhadap target-target di Suriah pada hari Minggu setelah roket-roket yang ditembakkan dari sana mendarat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Konflik tahun ini telah merenggut nyawa sedikitnya 94 warga Palestina, 19 warga Israel, satu warga Ukraina dan satu warga Italia, menurut hitungan AFP berdasarkan sumber-sumber resmi Israel dan Palestina.
Angka-angka ini termasuk, di pihak Palestina, kombatan dan warga sipil, termasuk anak di bawah umur, dan di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, termasuk anak di bawah umur, dan tiga anggota minoritas Arab.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement