Luncurkan Sindiran Sambil Minta Maaf Setelah Bebas, Warganet Ungkit Janji Anas Urbaningrum Soal Monas

Warta Ekonomi, Jakarta -

Pidato yang disampaikan Anas Urbaningrum ketika resmi keluar dari Lapas Sukamiskin, Bandung, masih ramai diperbincangkan publik. Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu diketahui menyampaikan permintaan maaf dengan nada menyindir.

"Mohon maaf kalau ada yang berpikir saya di tempat ini mati membusuk. Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, minta maaf bahwa itu alhamdulillah tidak terjadi," katanya lewat unggahan di akun Twitter.

Dirinya juga mengucapkan rasa syukurnya kepada semua pihak yang telah mendukungnya selama ini. 

Baca Juga: Kebebasannya Dianggap Bakal Jegal Karir Politik AHY, Anas Urbaningrum: Santai...

"Alhamdulillah dengan dukungan keluarga, dukungan teman-teman, dukungan para sahabat, saya bisa tetap hadir hidup tegak berdiri bukan hanya hidup menurut saya saya hadir di sini. Dengan sadar dengan sehat dan waras," ucapnya. 

Warganet pun langsung mengomentari unggahan Anas Urbaningrum tersebut. Ada yang menyinggung soal monas. 

"Tak maafin deh tapi klu sampe lupa soal "Monas" tiada maaf lagi buat mu," kata warganet.

Baca Juga: Demokrat Buka Suara Soal Anas yang Selalu Dikaitkan dengan AHY-SBY, 'Mau Balas Dendam Tapi Salah Alamat'

Anas Urbaningrum yang terjerat kasus korupsi dan pencucian uang pernah bersumpah untuk digantung di Monas jika terbukti melakukan praktik korupsi itu.  Pertama, Anas pernah menyampaikannya di Kantor DPP Partai Demokrat pada 2012 lalu. Kala itu, kantornya masih berada di Jalan Kramat Raya, Jakarta.

"Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas dengan yakin.

Setahun kemudian, Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Enam tahun berselang, Anas kembali menyampaikan sumpah yang sama.

Baca Juga: Soal Tagihan ke Anas Gantung di Monas, 'Zaman Sudah Gila, Koruptor Dielus-elus'

"Bukan saat ini, kapan pun dunia-akhirat kalau saya korupsi Hambalang satu rupiah saja, gantung di Monas, berlaku kapan pun," tutur Anas.