Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Diduga Kumpulkan Ketum Partai di Istana untuk Bentuk Koalisi, Demokrat Klaim SBY Tidak Pernah Melakukan Hal Tersebut Selama Memimpin

Jokowi Diduga Kumpulkan Ketum Partai di Istana untuk Bentuk Koalisi, Demokrat Klaim SBY Tidak Pernah Melakukan Hal Tersebut Selama Memimpin Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anisa Pohan | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Demokrat mengklaim tokoh mereka yang juga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah mengumpulkan parpol pendukung di Istana Kepresidenan untuk membentuk koalisi Pilpres 2024.

Apalagi membahas strategi pemenangan koalisi untuk Pilpres.

"Pak SBY setahu kami tidak pernah mengumpulkan parpol pendukung di Istana buat bentuk koalisi pilpres. Apalagi bahas-bahas strategi pemenangan koalisi untuk pilpres," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Minggu (7/5).

Herzaky mengungkapkan, SBY memang pernah mengumpulkan para pimpinan parpol untuk membahas bagaimana mengawal kebijakan dan program pro rakyat yang diputuskan pemerintahan SBY.

Baca Juga: Geger! Nilai Ganjar Tak Bisa Selesaikan Masalah Selama Memimpin Dua Periode, Warga Jawa Tengah Ini Pilih Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden

Hal ini agar diterima di parlemen dan dapat dirasakan betul manfaatnya di masyarakat.

"Agar bantuan benar-benar sampai ke rakyat, bukan bantuannya diambil kembali setelah Presiden meninggalkan lokasi acara," ucap Herzaky.

Sedangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengakui, pertemuan 6 ketum parpol minggu lalu di Istana untuk membahas strategi koalisi Pilpres 2024.

Makanya ada satu parpol pemerintah yang tidak diajak kumpul karena memilih beda koalisi untuk 2024.

"Kalau ada aspirasi politik pribadi, gunakan waktu dan tempat yang tepat. Di kantor partainya mungkin, atau di kediaman pribadi di luar istana. Ada etika yang seharusnya dipahami dan dijaga betul oleh presiden Joko Widodo," ungkap Herzaky.

Oleh karena itu, Herzaky mengharapkan waktu yang tersisa ini bisa digunakan Presiden untuk fokus membantu kesulitan rakyat.

Baca Juga: Mencengangkan! Pak Pendeta Bongkar Kisah Anies Baswedan Buat Majelis Satu Gereja Menangis: Saya Emosional Juga Menceritakannya...

Hal agar kebijakan pemerintahan saat ini benar-benar bermanfaat untuk mengurangi kesulitan rakyat, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, menjaga agar biaya hidup rakyat bawah tidak semakin membengkak, harga bahan-bahan pokok tidak semakin mencekik rakyat.

"Janganlah menterinya sudah banyak yang tidak fokus, cari dukungan sana-sini buat bisa nyapres, lalu presidennya juga malah sibuk memelototi angka-angka survei elektabilitas, bukannya memikirkan cara dan memelototi angka-angka kemiskinan, pengangguran, harga bahan pokok agar bisa turun," pungkas Herzaky. (jpg/fajar)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: