FIFA Matchday Lawan Argentina, Pengamat: Rencana Besar Erick Thohir Bawa Semangat Luar Biasa Bagi Timnas
Timnas Indonesia rencananya akan menjalani pertandingan persahabatan berstatus FIFA Matchday pada bulan Juni 2023 mendatang.
Kabarnya, lawan yang bakal dihadapi oleh Timnas Indonesia di FIFA Matchday bulan Juni 2023 mendatang adalah Timnas Palestina dan Timnas Argentina.
Pengamat sepak bola nasional Sigit Nugroho mengatakan, ajang pertandingan bergengsi FIFA Matchday bagian dari rencana besar PSSI yang digawangi Erick Thohir sebagai satu cara menumbuhkan semangat baru bagi pemain Indonesia dan menambah pengalaman internasional pemain.
Apalagi, kata Sigit, tim yang dihadapi adalah pemain terbaik dunia yakni Lionel Messi Cs yang baru saja memenangkan trofi Piala Dunia 2022 kemarin.
“Jika terealisasi, tentu saja ini sebuah dorongan spirit luar biasa. Pasca gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, ini seperti obat yang memliki daya pemulihan luar biasa. Yang pasti, secara mental akan ada pengaruh yang signifikan, tapi dengan catatan, kalahnya jangan dengan skor-skor kelewat mengerikan,” kata Sigit Nugroho pada wartawan, Rabu (10/5).
Dikatakan Sigit Nugroho, dari peringkat FIFA dan kualitas pemain Argentina dibandingkan dengan Indonesia sangat jauh, namun tidak ada salahnya Indonesia mencoba menghadapi tim sekelas Argentina.
Meskipun, lanjut Sigit, di atas kertas Timnas Indonesia akan kalah, namun optimisme bisa menahan imbang atau kalah tipis saat menghadapi anak asuh Lionel Scaloni tersebut.
"Meski tak boleh berpikir pesimistis, tapi dengan segala hormat, secara realistis kelas Indonesia terlalu jauh dengan Argentina. Kita bolehlah mengalahkan tim peringkat 80-an FIFA, tapi masuk ke arena 30 besar, apalagi mengerucut 10 besar, rasanya diperlukan “upaya khusus”. Sekadar bisa mengimbangi saja, tetap perlu pembicaraan khusus,” jelasnya.
Pendiri Presidium Suporter Indonesia itu meminta agar PSSI dan pelatih Timnas Indonesia Shin Tai-yong harus menyiapkan segala kemungkinan apabila pertandingan antara Argentina kontra Indonesia terjadi, terutama soal muatan pemain Indonesia khususnya lini bertahan timnas yang masih memiliki celah untuk dilewati lawan.
“Jika laga itu benar bisa direalisasikan, tentu saja tim pelatih harus menyiapkan Plan A, B, bahkan C. Jika permainan di lapangan 'terlalu jauh', sistem pertahanan antar blok bisa diterapkan. Masih susah dibendung, pakai pertahanan berlapis, selalu ada pemain pelapis di belakang pemain yang berhadapan langsung dengan lawan,” ucapnya.
“Terburuk, Plan C jika terlalu parah, yakni parkir bus. Tentu saja, harapannya Stefano Lilipaly dan kawan-kawan bisa bermain lebih berani dan terbuka (ketika dirasa bisa mengimbangi), meski kalah. Faktor cuaca, bisa jadi handicap Lionel Messi dan kawan-kawan,” tambahnya.
Lebih jauh Sigit Nugroho mengatakan, Erick Thohir selaku ketua umum PSSI harus perbanyak melakukan pertandingan internasional untuk Timnas Indonesia, dan lawan yang baik adalah negara dengan peringkat FIFA 30 sampai 80 besar.
“Pada hemat saya, janganlah terlalu tinggi. Level 30-80 cukuplah. Peluang menang, atau menambah poin lebih terbuka. Kalah pun, masih di skor-skor terhormat. Bukan ajang pembantaian,” ujarnya.
Namun, laga kontra Argentina juga sangat baik dan istimewa bagi Timnas Indonesia. Bahkan, kabar pertandingan ini juga sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Kalau Argentina, ini mungkin kebijakan khusus, sebagai penawar duka,” ungkapnya.
Menariknya, Sigit Nugroho mengatakan, kabar laga antara Argentina kontra Indonesia ini tidak menggunakan agen tetapi lewat federasi yakni PSSI dan AFA.
Bahkan, ada bocoran bahwa ada usaha yang dilakukan oleh Erick Thohir agar Argentina bisa bertandang ke Indonesia lewat jaringannya dengan mantan kapten Timnas Argentina dan mantan kapten Inter Milan Javier Zanetti.
“Dari pembicaraan saya dengan Exco PSSI paling senior semalam, laga ini tidak melibatkan agen. Sifatnya dari Federasi ke Federasi. Malah lebih tepat lagi, lewat bantuan Xavier Zanetti, eks kapten Internazionale (klub yang pernah dipimpin Pak Erik Thohir, Ketum PSSI),” bebernya.
“Faktor Zanetti yang membuat rate Argentina “hanya” sekitar 75 miliar, harusnya 2 kali lipat,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement