Jihad Islam Palestina adalah kelompok bersenjata yang berbasis di Gaza. Kelompok ini menjadi sasaran serangan udara Israel pada Selasa (9/5/2023) pagi, dan masih berlangsung hingga Kamis (11/5/2023).
Jihad Islam juga menjadi pusat gejolak kekerasan antara Israel dan Jalur Gaza musim panas lalu. Berikut adalah penjelasan mengenai Jihad Islam dan mengapa mereka ditargetkan oleh Israel, dilansir New York Times, Selasa (9/5/2023).
Baca Juga: Sumpah Hamas dan Jihad Islam Balas Serangan Musuh Usai 3 Komandannya Meregang Nyawa di Gaza
Apa itu Jihad Islam?
Jihad Islam adalah kelompok bersenjata Palestina terbesar kedua di Gaza. Jihad Islam sering dibayangi oleh gerakan Hamas yang lebih besar, yang telah menguasai dan memerintah Gaza sejak 2007.
Jihad Islam didirikan pada 1980-an di Jalur Gaza untuk melawan pendudukan Israel. Jihad Islam mempertahankan kehadirannya di Gaza dan Tepi Barat. Iran mendukung Hamas dan Jihad Islam dengan pendanaan dan senjata. Sementara Israel serta Amerika Serikat menyebut Hamas dan Jihad Islam sebagai organisasi teroris.
Mengapa Israel menargetkan Jihad Islam?
Militer Israel pada Selasa mengatakan, mereka telah menargetkan dan membunuh tiga pemimpin Jihad Islam yang bertanggung jawab atas serangan roket terhadap Israel dan serangan lain terhadap warga Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Tiga pemimpin Jihad Islam yang tewas adalah komandan wilayah Jalur Gaza utara, Khalil Bahitini, pemimpin senior Jihad Islam, Tareq Ezzedine, dan Sekretaris Dewan Militer Jihad Islam, Jihad Al-Ghanam.
Jihad Islam menyebut serangan itu sebagai pembunuhan. Jihad Islam mengatakan, beberapa istri dan anak laki-laki para pemimpin mereka juga telah dibunuh.
"Kami tegaskan, darah para martir akan meningkatkan tekad kami, dan kami tidak akan meninggalkan posisi kami, dan perlawanan akan berlanjut," kata Jihad Islam dalam sebuah pernyataan.
Apa hubungan antara Jihad Islam dan Hamas?
Hamas dan Jihad Islam sering kali bersatu melawan musuh bersama mereka, yaitu Israel. Kedua kelompok perlawanan ini adalah anggota paling penting dari ruang operasi gabungan yang mengoordinasikan sebagian besar aktivitas militer di antara berbagai kelompok bersenjata di kantong pantai kecil Gaza.
Tapi terkadang hubungan Hamas dan Jihad Islam mengalami ketegangan, terutama ketika Hamas menekan Jihad Islam untuk menghentikan serangan atau pembalasan terhadap Israel.
Jihad Islam sering bertindak secara independen dari Hamas dan berfokus pada konfrontasi militer. Hal ini terkadang menarik Hamas ke dalam pertempuran. Pada kesempatan lain, Hamas tetap berada di sela-sela saat Jihad Islam bentrok dengan Israel.
Apa yang terjadi musim panas lalu?
Tiga hari serangan lintas batas yang sengit antara Israel dan Jihad Islam di Gaza pada Agustus 2022 lalu berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi Mesir.
Militer Israel memulai permusuhan ketika membunuh seorang pemimpin Jihad Islam dengan serangan rudal. Israel mengatakan, mereka bertindak untuk menggagalkan serangan yang akan segera terjadi.
Israel menyerang Jalur Gaza dari udara, darat dan laut. Sementara Jihad Islam menanggapi dengan menembakkan sekitar 1.100 roket dan mortir ke wilayah Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza saat itu mengatakan, sedikitnya 44 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu, dan 15 di antaranya anak-anak. Sementara 360 orang terluka, dengan 20 di antaranya dalam kondisi serius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement