Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil ajak Seluruh Negara Islam Ambil Bagian dalam Hilirisasi di Indonesia

Bahlil ajak Seluruh Negara Islam Ambil Bagian dalam Hilirisasi di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, menjadi pembicara dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism and FDIs in Member Countries di Jeddah Jumat lalu.

Menteri Investasi mengatakan, arah kebijakan investasi Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Joko Widodo berfokus pada hilirisasi yang berorientasi pada green energy dan green industry. Indonesia saat ini telah melakukan penghentian ekspor di beberapa komoditas bahan mentah seperti nikel, kemudian pada tahun ini akan kembali dilakukan untuk timah dan bauksit.

Penghentian ekspor bahan mentah ini menjadi wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi industri.

Baca Juga: Menteri Bahlil: Arab Saudi Siap Investasi Rumah Sakit dan Energi Terbarukan di Indonesia

“Kami sekarang lebih fokus untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam kami. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan kami hanya US$3,3 miliar. Tapi begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai US$30 miliar,” ungkap Bahlil dalam keterangannya, Minggu (14/5/2023).

Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara G20, yakni sebesar 5,31% dengan angka inflasi yang masih dapat ditekan di bawah 6%. Angka pertumbuhan ekonomi ini masih berpeluang untuk terus ditingkatkan seiring konsistennya dilakukan hilirisasi di Indonesia. Bahlil menyayangkan dari banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, rata-rata investasi yang masuk dari negara-negara Islam selama lima tahun terakhir hanya 5,5% dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.

Dalam hal ini, terdapat fakta yang kontra produktif bapak ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim, tapi di sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam. Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Ke depan kita akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia.

"Dua puluh lima persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan Indonesia terus mendorong hilirisasi untuk menuju kepada negara maju. Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada 8 sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai US$545,3 miliar,” jelas Bahlil.

IsDB Group Private Sector Forum merupakan salah satu pilar utama dalam rangkaian kegiatan IsDB Group Annual Meeting yang diselenggarakan untuk menyediakan platform jaringan yang unik bagi para mitra dan pemangku kepentingan terkemuka khususnya dalam sektor privat. Selain itu, IsDB juga menjadi wadah untuk mempromosikan peluang investasi dan perdagangan yang ditawarkan oleh negara-negara anggotanya.

Bahlil menerangkan, realisasi investasi Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai US$26,5 juta, tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$24,78 juta atau 94% dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$16,93 juta atau sebanyak 64% dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia. Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$10,3 juta (39%), diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode 5 tahun terakhir.

"Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya mobil/otomotif, minyak sawit, ikan olahan/diawetkan, saos, dan kayu lapis (plywood). Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak bumi, minyak mentah, gas minyak bumi, alkohol asiklik, dan polimer etilena," ucap Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: