Sekjen Sekber Ganjar Nusantara: Masyarakat Menginginkan Pasangan Sipil-Militer untuk Kepemimpinan 2024
Seruan kolaborasi sipil-militer makin menguat di masyarakat. Hal ini bisa menjadi pertimbangan yang menentukan untuk keterpilihan Capres dan Cawapres di 2024 yang akan datang. Pandangan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Sekretariat Bersama Ganjar Nusantara, Tomson Manurung di Jakarta, Jumat (19/05). Tomson mendorong partai koalisi harus mempertimbangkan faktor kalangan militer dalam memilih calon Cawapers Ganjar Pranowo.
“Pasangan Pak Ganjar dengan Pak moeldoko disuarakan masyarakat diberbagai daerah.Melihat kedekatan kedua tokoh ini, merupakan pasangan yang ideal melanjutkan Program dan pembangunan yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo,” ujar Tomson.
Tomson menjelaskan beberapa faktor pasangan ini harus terealisasi. Pertama, bahwa Ganjar adalah anak ideologis Soekarno dan dibesarkan di lingkungan marhaenis.
“Pak Ganjar juga cucu dari Kiai Hisyam memiliki nama kecil Muhammad Qosim berdasarkan (keterangan Gus Baha). Beliau dulu santri Kyai Hisyam. Menurut Gus Baha, Kiai Hisyam memang merupakan ulama yang sangat disegani dan dihormati di matanya. Dari uraian Gus Baha tentu ke-NU-an Pak Ganjar tidak diragukan lagi,” terang Tomson.
Sedang Moeldoko dalam pandangan Tomson merupakan militer tulen, peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama 1981. “Karier yang moncer dan luar biasa dari pak Moedoko sehingga beliau sangat memahami geopolitis dan geostrategis, kelak memudahkan kerja Pak Ganjar sebagai Presiden,” sambung Tomson.
Tomson ini menilai masyarakat di berbagai daerah menyuarakan dalam kepemimpinan ke depan berharap pada pasangan sipil-militer adalah suatu keharusan. “Mungkin hal ini disuarakan dan diiginkan rakyat karena melihat berbagai hal di media sosial diantaranya; Perang Rusia VS Ukraina, krisis Pangan Global, krisis ekonomi global, paska Covid -19, dan kebinekaan yang menurun,” ungkapnya.
Menurt Tomson keingingan kuat itu tidak terlepas dari kecerdasan masyarakat dalam memahami situasi sulit tersebut.
“Suara rakyat bawah tentu harus kita dengar dan hal itu konsekwensi dari situasi yg sangat mencekam saat ini.
Kolaborasi Sipil-Militer yang dikumandangkan rakyat bawah tentu tidak terlepas dari lima faktor diatas.”
“Masyarakat sangat berharap TNI yang kuat dan mumpuni untuk menjawab semua tantangan bangsa kedepan, maka untuk dapat mewujudkan itu, tentu pasangan Pak Ganjar dengan Pak Moeldoko jawabannya.,” imbuh Tomson.
Tomson menerangkan jika secara universal, tugas tentara memang untuk berperang. Tetapi pada masa damai, tentara akan turun ke lapangan untuk membantu kesulitan rakyatnya dan membantu program pembangunan pemerintah. Karena pada masa damai sesungguhnya merupakan suatu masa di mana negara sedang menyiapkan diri untuk berperang, hal ini merupakan kekuatan yg dasyat bila keinginan rakyat akan narasi Sipil–Militer.
“Di samping membangun kedekatan dengan rakyat, juga bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan. Seperti membangun irigasi, jalan, sanitasi, dan rehabilitasi sekolah maupun masjid.
Dalam era opemerintahan Pak Jokowi kebersamaan TNI dalam membangun jalan Trans Papua juga terlihat nyata,” tutup Tomson.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement