Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina NRE dan Pupuk Kaltim Kembangkan Ammonia Hijau Berbasis Thorium

Pertamina NRE dan Pupuk Kaltim Kembangkan Ammonia Hijau Berbasis Thorium Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Pupuk Kaltim menggandeng beberapa institusi di Denmark untuk mengembangkan ammonia hijau bertenaga thorium.

Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu komitmen dalam pengembangan energi bersih di Indonesia yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman.

Adapun kesepakatan ini melibatkan pihak-pihak strategis lain yang ahli di industri ini, yaitu Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval Copenhagen, dan Aalborg CSP.

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Persiapkan Cari Harta Karun Migas

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, enam perusahaan sepakat untuk bekerja sama melaksanakan studi terkait pengembangan amonia hijau melalui pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir small modular reactor (SMR) dengan bahan baku thorium di Bontang, Kalimantan Timur. 

“Amonia hijau merupakan salah satu bisnis masa depan Pertamina NRE. Kami saat ini juga tengah mengembangkan pilot project hidrogen hijau dan ammonia hijau di Sulawesi Utara. Kami sangat antusias dengan kerja sama ini dan percaya kolaborasi ini akan menciptakan nilai yang tinggi, terutama dalam upaya transisi energi serta dekarbonisasi,” ujar Dannif dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (23/5/2023).

Thorium sendiri merupakan sumber energi baru dan terbarukan dan termasuk bahan bakar nuklir selain uranium. Berdasarkan informasi dari situs resmi batan.go.id, Indonesia memiliki potensi kandungan thorium mencapai 210.000-270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.

Dannif mengatakan, potensi ini memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk mengembangkan dan memanfaatkannya.

“Proyek amonia hijau yang berbasis thorium ini akan menjadi inisiatif pertama di Indonesia untuk memanfaatkan tenaga nuklir,” tambah Dannif.

Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi berharap dengan kerja sama, kedua perusahaan dapat memproduksi amonia hijau yang mampu dimanfaatkan 45 juta penduduk Indonesia. 

“Pupuk Kaltim memandang studi bersama sebagai langkah penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan kami. Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan para pemimpin industri untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada planet yang lebih hijau,” ujar Rahmad. 

Rahmad menyebut, inisiatif ini merupakan bagian dari bentuk komitmen Pupuk Kaltim dalam melakukan inovasi untuk menyediakan produk pertanian yang ramah lingkungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: