Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Etika yang Perlu Dipahami Pelajar Kala Berselancar di Dunia Digital

Ini Etika yang Perlu Dipahami Pelajar Kala Berselancar di Dunia Digital Kredit Foto: Unsplash/ Robo Wunderkind
Warta Ekonomi, Lombok Tengah -

Sejumlah madrasah dan pondok pesantren di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengikuti webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB, Jumat (26/5/2023). Dengan cara nobar (nonton bareng), mereka belajar ihwal etika di jagat digital.

Ada sejumlah madrasah dan pondok pesantren (ponpes) yang menjadi peserta diskusi virtual pagi tadi. Di antaranya: Ponpes Madinatul Ulum NW, Ponpes Abu Darda’, Ponpes Tahfizul Qur’an, MTs-MA NW Kawo, Ponpes Attamimy, Ponpes Darussholihin NW, dan Ponpes Nurussalam Reak Tanak Awu. Sedangkan dari madrasah, ikut bergabung antara lain: MTs-MA Al Idrisy Janapria, dan MTs Nurul Iman Pengembur.

Baca Juga: Jangan Abai, Ini Etika yang Harus Dipahami Pelajar di Dunia Digital

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Muhammad Amin mengatakan, dari 106 juta pengguna aktif media sosial (40 persen dari total populasi), 77 persennya mengakses media sosial setiap hari. Mereka menghabiskan waktu berselancar di media sosial rata-rata 3 jam 16 menit.

”Sebagai pengguna digital (media sosial) terbesar, milenial seusia pelajar paling sering mengakses media sosial, seperti: Facebook, Twitter, TikTok, Instagram, maupun YouTube. Untuk itu, pelajar butuh etika sebagai bekal berinteraksi di media sosial,” tutur Amin dalam webinar bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital” itu.

Dalam diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Pingkan Maukar itu, Muhammad Amin menegaskan, risiko online (media sosial) terbesar adalah hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, serta diskriminasi. ”Jauhi dosa-dosa lisan, seperti: mencaci, mencela, memfitnah, melaknat, berbohong, ghibah, berkata tidak bermanfaat, serta bergosip membuka aib orang lain,” urai Amin.

Sebagai sistem nilai dan norma moral dalam bertingkah laku di dunia maya, lanjut Amin, etika seharusnya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. ”Demi meningkatkan kualitas kemanusiaan. Apalagi, Indonesia itu multikultur, maka etika digital sangat relevan dipahami dan dipraktikkan oleh semua warga Indonesia, tak terkecuali pelajar,” tegasnya.

Dari perspektif keamanan digital, Ketua Relawan TIK Provinsi Bali I Gede Putu Krisna Juliharta mengatakan, etika pelajar di dunia digital juga harus diserta pemahaman terkait keamanan digital. Kompetensi keamanan digital dibutuhkan untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman.

”Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Selain itu, juga untuk menghindari risiko perjudian (cyber gambling), cyber fraud dalam transaksi, phising, serta plagiasi di dunia maya,” jelas Putu Krisna.

Sementara menurut Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Tengah Nasrullah, etika pelajar di dunia digital juga terkait dengan tidak melakukan ujaran kebencian. ”Pelajar menjauhi ungkapan atau ekspresi yang menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok tersebut,” pesannya.

Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Program IMCD tahun ini menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: