Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SBY Sedang ‘Was-was’, Pemilu Proporsional Tertutup Tegaskan Dirinya Sebagai Target Istana

SBY Sedang ‘Was-was’, Pemilu Proporsional Tertutup Tegaskan Dirinya Sebagai Target Istana Kredit Foto: Partai Demokrat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung mengatakan jika benar rencana pemilu dengan sistem proporsional tertutup terlaksana, maka ini menjelaskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah benar salah satu target istana.

“Jadi ini satu paket untuk melemahkan mereka yang ada di luar circle koalisi istana,” kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, (30/05/23).

Rocky Gerung juga menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai perubahan sistem pemilu. 

“Betul kecurigaan SBY itu berdasar karena dia adalah bagian dari target istana tuh, melalui politik Moeldoko,” tambahnya.

Baca Juga: Masa Jabatan Ketua KPK Mau Jadi 5 Tahun Biar Sama dengan Lembaga Lain, Rocky Gerung: Kalau Gitu Ketua MK Jangan 15 Tahun!

Menurut Rocky, yang lebih penting bagi SBY adalah upaya teknis atau teknikalitas untuk membatalkan pemilu, seperti menciptakan keonaran di dalam sistem elektoral agar dapat dikendalikan.

Ia juga menekankan bahwa cara pemilu sebenarnya bukanlah masalah utama, namun perubahan sistem yang terjadi mendadak menjelang Pilpres tanpa adanya perundingan yang matang membuat banyak pihak bertanya-tanya.

“Kalau ribut karena ya alasannya pemilu tertutup atau pemilu terbuka, keduanya ya biasa aja sebetulnya kalau sistem politik kita betul-betul fair (adil),” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan argumen bahwa karena peserta pemilu adalah partai, maka partai-lah yang seharusnya dicoblos.

Pengamat tersebut menyoroti bahwa pada akhirnya, perubahan ini adalah masalah teknis, di mana kedaulatan rakyat seharusnya berada di atas partai politik.

Baca Juga: SBY Ajukan 3 Pertanyaan Penting Usai Isu MK Sengaja Mau Sahkan Pemilu Proporsional Tertutup

“Kemudian orang bisa persoalkan juga tafsir MK terhadap konstitusi.  Apa negara berdasarkan kedaulatan rakyat bukan kedaulatan partai atau sebaliknya? Ini bisa kita bolak-balik filsafat hukumnya tuh,” jelasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: