Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heboh Media Singapura Bongkar Keretakan Hubungan Jokowi dan Megawati, Ternyata Oh Ternyata!

Heboh Media Singapura Bongkar Keretakan Hubungan Jokowi dan Megawati, Ternyata Oh Ternyata! Kredit Foto: Antara/Monang/mrh/YU
Warta Ekonomi, Jakarta -

The Straits Times dari Singapura pada Kamis (1/6/2023) mengangkat sebuah artikel berjudul "Relations sour between Indonesia’s two most influential leaders in ruling party".

Di paragraf pertama, media Singapura itu menyorot soal hubungan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang tengah memburuk dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Julukan 'Little Soeharto' Disematkan ke Jokowi, Loyalis Anies Girang: Utang Meningkat, Korupsi Pejabat Menggila

"With less than a year left before Indonesia’s next general election, relations between the two most influential leaders in the ruling Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) have soured, with the choice of a presidential and vice-presidential candidate pairing the main bone of contention," tulis The Straits Times.

Ini terjadi karena deklarasi calon presiden (capres) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo oleh PDIP pada 21 April lalu.

Seorang politisi senior PDIP yang enggan disebutkan namanya memberi tahu The Straits Times soal kekecewaan Jokowi karena hampir tidak ikut dilibatkan oleh Megawati dalam memilih Ganjar sebagai capres.

Sang presiden, katanya, sangat terkejut dan tidak menyangka deklarasi pencapresan itu dilakukan pada 21 April.

Politisi lain yang tak disebutkan namanya juga menyampaikan kekesalan Jokowi kian meningkat usai sarannya direspons dingin oleh Ketum PDIP. Saran itu berupa rekomendasi dua nama calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar.

Mereka adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Alasannya, karena Sandiaga berperan dalam kemenangan menantu Jokowi, Bobby Nasution, saat pemilihan Walikota Medan 2020. Lalu, keluarga Erick merupakan penyumbang utama dana kampanye Jokowi pada Pilpres 2019.

“Ibu (merujuk pada Megawati) menilai Presiden (Jokowi) terlalu banyak mencampuri urusan internal partai yang bukan bagian dari kewenangannya. Ibu menganggap Jokowi mencampuri urusan parpol, di mana hal itu bukan urusan eksekutif yang harus ditangani," ucap politisi senior PDIP anonim, sebagaimana dikutip The Strait Times.

"Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar (Sandiaga dan Erick Thohir) disikapi dingin oleh Megawati," lanjut politisi tersebut.

Politisi anonim itu kemudian menyebut jika kekecewaan Jokowi membuatnya mempertimbangkan untuk mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar menjadi suksesornya pada Pilpres 2024.

Diketahui bahwa Prabowo akan maju sebagai capres dari Partai Gerindra. Di sisi lain, Jokowi disebutkan sudah berdiskusi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait nama capres yang akan didukung.

Partai itu kekinian dikabarkan tengah melakukan manuver untuk mendukung Prabowo. Namun, Juru Bicara Golkar Nurul Arifin berkata kepada The Straits Times bahwa Golkar tidak memiliki komentar apa-apa terkait isu tersebut.

Lalu, dalam artikel, diberitakan pula soal Megawati yang mengungkapkan keresahannya terhadap Jokowi yang menurutnya merupakan petugas partai.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto serta tenaga ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin pun tak membalas saat dimintai respon atas gosip ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: