- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Bangun Gaya Hidup Sehat, Masyarakat Arab Saudi Mulai Incar Produk Porang Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Atase Perdagangan Riyadh bertemu Abdul Hamid Trading Company (AHTC), salah satu importir di Arab Saudi, untuk memperkenalkan porang Indonesia. Pertemuan tersebut merupakan upaya menggiatkan promosi produk porang dengan memanfaatkan peluang pasar gaya hidup sehat yang sedang dibangun di Arab Saudi.
Pertemuan antara Atase Perdagangan Riyadh Gunawan dan pemilik AHTC Mohammad Omar berlangsung pada Senin (12/6) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Arab Saudi. AHTC merupakan perusahaan importir rempah-rempah yang berencana untuk ekspansi bisnis.
AHTC pun melirik porang asal Indonesia sebagai bagian dari ekspansinya. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad, menyambut baik permintaan produk porang oleh AHTC. Ia pun melihat hal tersebut sebagai peluang untuk penetrasi pasar produk porang Indonesia ke Arab Saudi.
"Indonesia hingga saat ini belum pernah mengekspor produk porang dalam bentuk segar, dingin, beku, kering, maupun keripik ke Arab Saudi. Permintaan dari Abdul Hamid Trading Company memunculkan peluang baik bagi Indonesia untuk memulai ekspor porang ke Arab Saudi," kata Dubes Abdul, dikutip siaran pers Kemendag, Kamis (15/6/2023).
Atase Perdagangan Riyadh Gunawan menanggapi, peluang promosi produk porang Indonesia yang lebih intensif ke pasar Arab Saudi adalah tindak lanjut dari kampanye Pemerintah Arab Saudi. Warga diimbau menjalankan pola hidup sehat serta mengonsumsi makanan dan minuman rendah gula. Gunawan melihat, Indonesia siap untuk mengekspor beragam produk berbahan dasar porang ke Arab Saudi.
"Beberapa sentra produksi porang di Indonesia ada di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Sumatra. Sentra pengolahan tepung porang ada di Madiun, Bandung, Pasuruan, Wonogiri, dan Maros. Biasanya porang dimanfaatkan untuk membuat konyaku dan mi shirataki yang terkenal di Tiongkok, Jepang, dan Taiwan," kata Gunawan.
Menurut Gunawan, Arab Saudi mengimpor produk porang dan turunannya dengan kode HS 071440 sebesar US$2,00 juta pada 2021; US$1,91 juta pada 2020; US$1,46 juta pada 2019; dan US$1,46 juta pada 2018. Sejumlah negara asal impor porang Arab Saudi antara lain Tiongkok, Mesir, Bangladesh, India, Srilanka, dan Pakistan.
Sementara itu, Indonesia mengekspor produk porang dalam bentuk segar, dingin, beku, atau kering pada 2018 sebesar US$3,06 Juta, tahun 2019 sebesar US$3,53 juta, tahun 2020 sebesar US$3,07 juta, tahun 2021 sebesar US$3,37 juta, dan hingga akhir tahun 2022 sebesar US$1,39 juta. Lima negara tujuan ekspor produk porang Indonesia adalah Malaysia, Thailand, Belanda, Tiongkok, dan Jepang.
Porang atau Amorphophallus muelleri merupakan tanaman jenis herbal yang bisa tumbuh hingga setinggi 1,5 meter. Porang juga dikenal sebagai bahan pangan dan industri dengan sebutan yang berbeda-beda, di antaranya iles-iles kuning, acung, atau acoan. Manfaat lain tanaman porang adalah membantu menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan. Porang berguna bagi kesehatan tubuh karena kaya serat serta dapat menjadi bahan makanan pengontrol gula darah dan penurun kolesterol.
Porang mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, serat pangan, kristal kalsium oksalat, dan alkaloid. Porang banyak digunakan sebagai bahan baku tepung, penjernih air, kosmetik, pembuatan lem, dan jeli.
Baca Juga: Di PENAS ke XVI, Kementan Tampilkan Percontohan Close Loop Kambing/Domba dan Itik
Salah satu kandungan terbesar di dalam porang adalah glukomanan yang merupakan serat alami dan larut dalam air. Glukomanan biasa digunakan sebagai pengemulsi dan pengental pada bahan makanan. Namun, kandungan asam oksalat pada porang bisa mengakibatkan rasa pahit dan gatal sehingga porang harus diolah dengan baik dan benar sebelum menjadi bahan makanan.
Pemerintah Arab Saudi saat ini sangat peduli dengan kondisi kesehatan masyarakat Arab Saudi karena meningkatnya penderita diabetes. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Arab Saudi yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori, termasuk minuman berbasis gula.
Sebagai upaya pemerintah Arab Saudi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, digalakkan kampanye hidup sehat dengan mengubah pola hidup masyarakat agar mengurangi konsumsi gula.
Selain itu, salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah menaikkan pajak masuk barang impor hingga 50 persen untuk produk dari luar negeri, khususnya produk-produk yang mengandung gula yang tinggi.
"Peluang ini perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kami akan terus berupaya agar porang Indonesia dapat menembus pasar Arab Saudi," pungkas Gunawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement