Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang MEA, Boediono: Indonesia Masih Banyak PR

Warta Ekonomi -

WE Online, Yogyakarta - Pemerintah Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, kata mantan Wakil Presiden Boediono.

"Meskipun Indonesia bisa dikatakan siap menghadapi MEA, masih banyak PR yang harus dikerjakan dan diselesaikan bersama, di antaranya sektor investasi," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (23/3/2015).

Pada seminar "Strategi Pengembangan SDM untuk Menghadapi Ekonomi Masa Depan", ia mengatakan dalam sektor investasi, Indonesia masih belum mempunyai banyak investor lokal dan belum memiliki kemajuan akan adanya penambahan investor.

Selain itu peningkatan kinerja penanganan atas lalu lintas barang antarnegara anggota ASEAN untuk mendorong percepatan proses "customs clearence dan cargo release" juga belum terjadi.

"Padahal, kalau kita ingin menyatukan dan menjadi negara yang kompetitif, harus ada integrasi dan proses untuk mengurus hambatan yang terjadi antarnegara. Jadi, masih banyak yang harus dilakukan, meskipun kita sudah siap," katanya.

Menurut dia, pemerintah Indonesia setidaknya bisa melakukan dua langkah strategis agar lebih siap lagi dalam menghadapi MEA 2015. Selain itu juga untuk memajukan sektor-sektor lainnya yang terdapat pada 277 langkah kesepakatan antarnegara ASEAN yang harus diambil bersama dalam menghadapi MEA 2015.

Ia mengatakan langkah pertama adalah menginventarisasi keputusan secara komprehensif atau menyeluruh. Maksudnya, pemerintah harus bisa melihat dan memutuskan mana yang bisa dilakukan dan mana yang tidak.

"Hal itu juga harus dilakukan oleh tim yang independen agar tidak terjadi pemihakan pada sektor-sektor tertentu," kata dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Menurut dia, langkah kedua adalah upaya diplomasi untuk menjelaskan sektor mana yang bisa dilakukan dan mana yang tidak. "Kalau tidak begitu, Indonesia bisa tidak dipercaya oleh negara lain karena kita asal menerima dan tanpa bisa mengukur kemampuan kita sebenarnya. Selain itu, memang tidak semua harus bisa kita lakukan dan selesaikan sendiri," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: