Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya masih betah berada di zona merah setelah ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Pasalnya, pada pembukaan sesi pertama ini, indeks Indonesia itu terpantau memerah -0,03% dan tereduksi 2,18 poin sehingga levelnya ambrol ke angka 6.658,27.
Melemahnya level IHSG tidak sejalan dengan kecenderungan arah pergerakan saham pada pagi hari ini. Sebab, berdasarkan data RTI Business, diketahui terdapat 230 saham bergerak naik, 160 saham bergerak turun, dan 212 saham bergerak stagnan. Artinya, saham yang menunjukkan tren positif lebih banyak dari saham yang menunjukkan tren negatif.
Baca Juga: Belum Membaik, Level IHSG pada Penutupan Sesi Kedua Justru Makin Menukik!
Sebelum menempati posisinya yang sekarang, IHSG sebenarnya sempat menduduki zona hijau sewaktu meraih level tertingginya yang berada di angka 6.664,78. Kendati demikian, rupanya IHSG juga pernah merosot lebih dalam lagi ke angka 6.640,60. Posisi itu pun didapuk sebagai level terendah IHSG.
Perlu diketahui bahwa frekuensi jual beli saham di IHSG sudah menyentuh angka 100.480 kali. Adapun volume saham yang diperdagangkan telah mencapai 1,14 miliar lembar saham dengan nilai transaksi harian sebesar Rp563,84 miliar.
Sebagai informasi tambahan, Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Caroline Rusli, menjelaskan bahwa kondisi pasar saham Indonesia belum terpengaruh secara positif oleh stabilitas dan perekonomian negara. Hal itu disebabkan oleh kurangnya apresiasi dan kepercayaan dari investor, terlebih investor domestik.
“Malah kalau investor asing justru memiliki optimisme yang lebih baik pada pasar saham Indonesia, terlihat dari arus masuk yang cukup konsisten bahkan ketika terjadi guncangan di pasar keuangan global,” ungkap Caroline dalam “Ulasan Pasar Saham - Seeking Alpha Edisi Juni 2023”, Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023.
Baca Juga: Mayoritas Nilai Saham Berjatuhan, IHSG Terpangkas -0,45% pada Jeda Siang
Oleh sebab itu, Caroline berharap, sentimen pasar dapat beralih ke arah yang lebih positif pada paruh kedua nanti. Optimisme tersebut didorong oleh valuasi pasar saham yang relatif rendah dan meningkatnya aktivitas domestik menjelang penyelenggaraan pemilu dalam waktu dekat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement