Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MahakaX dan Haluu Kolaborasi Hadirkan Museum Patah Hati Pertama di Indonesia

MahakaX dan Haluu Kolaborasi Hadirkan Museum Patah Hati Pertama  di Indonesia Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap experiential event masih sangatlah tinggi, apalagi setelah masa pandemi usai. mahakaX sebagai salah satu perusahaan ekosistem kreatif, media dan teknologi ternama di tanah air dan Haluu sebagai experiential creator yang sudah berpengalaman menghadirkan berbagai experiential event, bersama-sama menghadirkan Creative Intellectual Property (IP) dalam bentuk experiential event  bernama Museum Patah Hati.

mahakaX (PT Mahaka Media TBK) sendiri telah lama dikenal sebagai perusahaan media yang telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan ekosistem kreatif. Melalui lini bisnis CreativeIntel, mahakaX akan terus mendorong inovasi dan kreativitas dalam industri Intellectual Property (IP) di Indonesia, mahakaX menunjukkan komitmennya dalam mendukung dan mempromosikan ekonomi kreatif di Indonesia. Komitmen ini juga yang menjadi alasan untuk berkolaborasi dengan Haluu sebagai experiential creator ternama yang sebelumnya dikenal dengan berbagai Instagrammable exhibition, seperti Baluun dan Hyaluroniclab yang bekerja sama dengan brand - brand besar dan diadakan di Jakarta beberapa waktu yang lalu. 

Sesuai dengan namanya, Museum Patah Hati berupaya memberikan pengalaman baru bagi pengunjungnya untuk bisa mengeksplorasi kedalaman rasa patah hati dengan cara yang unik dan menarik tapi tetap menyenangkan. Tema patah hati dipilih karena dianggap sebagai emosi universal yang relevan dengan berbagai kalangan. 

Museum Patah Hati yang dibagi menjadi enam ruangan akan menampilkan berbagai ruangan interaktif bertemakan patah hati dengan paduan warna-warna cerah dan ceria. Konsep ruangan dan warna-warnanya dirancang secara detail oleh tim kreatif Haluu dan CreativeIntel agar para pengunjung dapat merasakan suasana yang menyenangkan meski merasakan patah hati yang mendalam. 

"Creative Experiential Event seperti Museum Patah Hati adalah babak baru dalam mendorong ekonomi kreatif dan industri hiburan di Indonesia. Museum Patah Hati adalah hasil kolaborasi erat antara 2 tim kreatif, yaitu Haluu dan CreativeIntel, untuk menghadirkan experiential event berstandar internasional yang relevan dan menghibur untuk masyarakat. Tema Patah Hati dipilih karena merupakan topik yang paling relevan dan banyak dibicarakan khususnya di media sosial. Salah satu buktinya, 50 lagu terpopuler di Indonesia setahun terakhir adalah lagu Patah Hati, " ucap Ishak Reza, Chief Creative Officer mahakaX.

Norine Wibowo, Co-Founder HALUU World mengatakan pameran seni yang dihadirkan oleh Museum Patah Hati merupakan platform yang menarik bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri dan isi hati mereka. 

"Melalui Museum Patah Hati ini, kita ingin mengajak para pecinta seni untuk menikmati rasa patah hati. Karena, kami yakin konsep ini dapat mengobati atau membantu siapapun yang tengah merasa patah hati untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang positif,” ungkapnya.

"Pemilihan warna yang cerah dan ceria juga jadi pertimbangan penting untuk membangun instalasi di Museum Patah Hati. Kami bersama tim dari Creativeintel bekerja keras untuk memastikan semua instalasi yang ada di Museum Patah akan bisa relate dengan apa yang diinginkan para pengunjung," tambahnya.

Museum Patah Hati akan dibuka mulai tanggal 23 Juni - 22 Agustus 2023. Adapun harga tiket masuk Museum Patah Hati untuk weekdays adalah Rp 69.000, sedangkan untuk weekend seharga Rp 89.000. Pengunjung dapat membeli tiketnya secara online melalui Goers App dan website atau secara langsung. Acara ini juga didukung oleh Brand-Brand ternama di tanah air yaitu Bank Mandiri, UBS Gold, Pizza Hut Indonesia, Biore Bright, Floridina, Mie Sedaap, by.U dan MAXstream. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: