Terobosan Erick Thohir, Regulasi Hak Siar Terbaru Tingkatkan Persaingan Liga 1 2023-2024
Terobosan kepengurusan PSSI era Erick Thohir terkait regulasi hak siar akan memanaskan persaingan Liga 1 2023-2024.
Pasalnya, pembagian keuntungan hak siar akan dibagi sesuai rating televisi dan perolehan di klasemen pada akhir musim.
Di musim-musim sebelumnya, pembagian hak siar di Liga 1 dibagi rata ke semua klub. Hal itu membuat pencapain sebuah tim di papan klasemen tidak mempengaruhi pendapatan klub dari hak siar.
Namun musim ini diberlakukan regulasi yang berbeda dengan musim lalu. Hal itu dibocorkan oleh Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Teddy Tjahjono.
Menurut Teddy, pendapatan hak siar Liga 1 musim depan akan dibagi sesuai rating siaran pertandingan di televisi. Selain itu, nominal juga disesuaikan dengan pencapaian masing-masing peserta di papan klasemen akhir.
“Musim kompetisi ini meningkat cukup signifikan, kalau tahun-tahun sebelumnya dibagi rata, tapi dengan kepengurusan PSSI dan PT LIB sekarang, ada variable, berdasarkan ranking, itu klasemen klub di akhir musim dan rating TV,” kata Teddy dikutip Podcast Youtube Sport 77 Official, Minggu (2/7/2023).
Hal itu diyakini akan menambah bumbu persaingan di Liga 1 musim depan. Seluruh tim akan berlomba-lomba mencapai posisi terbaik di klasemen guna menjaring pemirsa televisi serta mendapat porsi pendapatan hak siar lebih banyak.
“Jadi ada merit sistem yang dilakukan jadi setiap klub, 18 klub berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, supaya mendapatkan porsi kontribusi tadi, berdasarkan merit system,” ucap Teddy.
“Jadi semua berkompetisi untuk menjadi yang terbaik sehingga mendapat porsi (pemasukan hak siar) yang lebih banyak,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, memaparkan rencana industrialisasi sepakbola Indonesia.
Industrialisasi sepakbola menjadi solusi pendanaan agar tim nasional Indonesia semakin maju di kancah dunia.
Erick menjelaskan, untuk memajukan sepakbola butuh dana yang besar. Ia menyebut, butuh Rp 200 miliar hingga Rp 500 miliar untuk membangun sepakbola yang berkualitas.
Untuk mencapai target itu, ia kembali menghidupkan PT Garuda Sepakbola. PT Garuda akan menjadi garda terdepan urusan komersialisasi sepakbola Indonesia.
"PT Garuda ini sahamnya 95 persen milik PSSI dan 5 persen milik yayasan," kata Erick.
Gebrakan pertama dengan menjual hak siar. Kesepakatan yang dicapai, PSSI mendapat Rp 56 miliar dari penjualan hak siar hingga Desember 2023.
"Nanti November tender lagi untuk hak siar tahun depan," kata dia.
Selain hak siar, juga ada potensi pendapatan lain yang akan dimanfaatkan, di antaranya sosial media, papan LED untuk iklan, penjualan tiket dan penjualan Jersey timnas Indonesia.
"Makanya fans engagement kita dorong terus, ayo merahkan stadion kita," ujar dia.
Untuk menarik keterlibatan fans dalam persebakbolaan Indonesia, PSSI telah menyiapkan lagu khusus Timnas. Lagu ini akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.
"Biar brand, merek tumbas bisa tinggi, bukan sekadar pertandingan saja," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement