Airlangga Hartarto Blak-blakan Akui Bahas Politik Bersama Jokowi di Istana

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengungkap isi pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (2/6/7/2023) lalu.

Airlangga mengakui pertemuannya dengan Jokowi menyinggung ihwal perpolitikan. Kendati demikian, dia tak menjelaskan secara mendetail terkait pembahasan politik tersebut.

Baca Juga: Isyarat Airlangga Hartarto Beri 'Bunga Politik' ke Puan Maharani, Apa Maknanya?

Dia hanya menyebut pembicaraan politik dengan Jokowi termasuk dalam pertemuannya dengan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (27/7/2023).

"(Pertemuan dengan Jokowi) Bicara politik, ada lah (yang dibahas). Termasuk saya laporkan ke beliau, saya akan bertemu Ibu Puan. Hari ini sepenuhnya sepengetahuan Bapak Presiden," kata Airlangga dalam konferensi pers di kediamannya, Kamis (27/7/2023).

Kendati mengakui pertemuannya dengan Jokowi membahas politik, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menyebut keduanya lebih banyak terkait membicarakan kebijakan fiskal yang akan difinalisasi. 

Di samping itu, Airlangga juga menyinggung terkait ekspor yang akan dibahas bersama Kementerian Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Jamu Puan Maharani di Kediamannya, Airlangga Hartarto Bentuk 'Tim Teknis' Golkar dan PDIP

"Intinya kita harus menyadari bahwa bumi air tanah itu bukan bentuk fisik bumi, air tanah, tetapi juga nilai yang diciptakan itu harus masuk dalam negeri. Selama ini, kalau hanya di Indonesia ini, seperti gas begitu hasilnya diekspor dananya semua di Singapura. Bayangkan kalau ini kita bisa ambil 30 persen saja, satu bulan itu bisa 9 miliar dolar," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Airlangga Hartarto bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Kendati demikian, pertemuan tersebut tidak hanya dihadiri Airlangga Hartarto, ada juga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbudristek Nadiem Makarim, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.