Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Menyebar Lebih Cepat, Hoaks Harus Dicegat Lebih Tepat, Agar Tak Berdampak Sebar Mudharat

Karena Menyebar Lebih Cepat, Hoaks Harus Dicegat Lebih Tepat, Agar Tak Berdampak Sebar Mudharat Kredit Foto: Unsplash/Rami
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ini realitas terkini. Riset Katadata Insight Center dan Kominfo menyimpulkan, sampai saat ini media sosial masih menjadi sumber utama informasi, tapi sekaligus sumber utama berita palsu alias hoaks. Mengutip riset tersebut, pada 2020/2021/2022 angkanya terus naik. Pada 2020 berada di angka 72 persen, naik menjadi 73 persen pada 2021, lalu naik lagi menjadi 76 persen pada 2022. 

”Angka tersebut melampaui televisi, yang tiga tahun terakhir bergeser sedikit dari 59,7 persen menjadi 59,9 persen, dan 60 persen. Juga di atas berita online yang 25 s.d. 27 persen, apalagi web resmi pemerintah yang hanya diakses 13-14 persen warganet,” kata Mei Santi, saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Lapangan Desa Tanggur, Kab. Tulungagung, Sabtu (12/8) malam. 

Baca Juga: Kemenkominfo Dorong Lembaga Penyiaran Percepat Proses Migrasi Siaran Televisi Analog ke Digital

Kepala Bidang Publikasi dan Sekretaris Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Tulungagung itu menambahkan, dampak dari penyebaran hoaks sangatlah serius. Hoaks bahkan bisa menyebar lebih cepat. Kalau berita yang benar dan akurat butuh klarifikasi sampai 20 kali untuk menjadi lambat, sedangkan hoaks tanpa klarifikasi bisa menyebar sampai level 19 dan bergerak 10 kali lebih cepat. Baru bisa dihentikan kalau klarifikasi hoaks sudah terkonfirmasi di level 10.

”Jadi, budaya mengklarifikasi hoaks bisa ditekan lebih dalam di level kurang dari 5, sehingga bisa menjadi jurus ampuh untuk menyetop berita palsu menyebar lebih luas dan lebih cepat. Dibutuhkan tradisi warganet untuk kritis, lalu biasakan aktifkan mesin pencari fakta sebelum share,” ujar Mei Santi, yang juga Kepala Prodi Ekonomi Syariah STAI Muhammadiyah Tulungagung.  

Dari perspektif lain, Pelatih Pusdiklatcab RTIK Tulungagung Muhamad Subaweh mengatakan, ada sejumlah alasan terkait kebiasaan warganet ikut menyebar hoaks. Sebanyak 70 persen hanya meneruskan tanpa berpikir itu hoaks. Lalu, 56 persen tidak menyadari itu hoaks; disusul malas konfirmasi ke sumber berita 14,6 persen, sekadar iseng 9,2 persen, dan serius ingin memengaruhi orang lain 5 persen. 

”Padahal, itu semua sangat mudah distop. Tinggal cek si.id/cekhoaks, atau cekfakta.com atau turnbackhoax.id. Cukup dengan jarimu, semua bisa dicegah cepat dan tuntas,” kata Subaweh.

Sementara itu, influencer Faysal Antonio mengatakan, saking bahayanya hoaks, kalau tak ditangkal sedari dini akan berdampak serius. Membuat masyarakat saling curiga dan saling tak percaya, dan ini meresahkan. Padahal, lanjut Faysal, semua mudah kalau kita selalu menerapkan jari kita secara ABC: Amati pesannya, Baca sampai selesai, dan Cari sumbernya.

”Kalau ini dijadikan kebiasaan saat mengakses berita di medsos, maka berita palsu bisa distop tepat dan cepat. Tidak sampai menimbulkan mudharat buat masyarakat di dunia digital, juga dunia nyata,” tutup Faysal Antonio.

Diskusi luring yang digelar secara ”chip in” di acara Tanggur Expo dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-78 ini mengupas topik ”Tips dan Trik Cek Berita Palsu di Dunia Digital”, menampilkan tiga narasumber tadi dan dipandu oleh Ary Utami sebagai moderator.

Hajat semalam juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit, menampilkan dalang Ki Minto Sudarsono. Sedangkan sebelumnya, masih dalam rangkaian kegiatan Tenggur Expo, juga digelar parade shalawat, parade reog kendang, senam dan tari Jaranan Satrio Kusumo Yudho, serta beragam pentas band anak bangsa selama tiga hari berturut-turut sejak 10-12 Agustus 2023. 

Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024. 

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: