Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Kim Beom-su, Pendiri Aplikasi Perpesanan Terbesar di Korea Selatan

Kisah Orang Terkaya: Kim Beom-su, Pendiri Aplikasi Perpesanan Terbesar di Korea Selatan Kredit Foto: Kakao/Hand-out
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya dunia, Kim Beom-su adalah pendiri Kakao, aplikasi perpesanan terbesar Korea Selatan yang dipasang di 90% ponsel pintar negara tersebut. Kim telah mengundurkan diri sebagai ketua dan meninggalkan dewan pada Maret 2022.

Hari ini, puluhan juta pengguna Kakao juga menggunakan aplikasi ini untuk bermain game, berbelanja, dan mengobrol.

Pada tahun 2014 Kakao mengakuisisi mesin pencari No. 2 di negara itu, Daum dalam semua transaksi saham senilai USD3,3 miliar. Pada tahun yang sama pemerintah Korea Selatan mengklasifikasikan Kakao sebagai perusahaan besar sebagai startup teknologi pertama yang berhasil masuk ke liga besar.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: John Sall, Pria Lulusan Ekonomi yang Melakukan Coding dan Mendirikan Perusahaan Perangkat Lunak

Kim dibesarkan di salah satu lingkungan termiskin di Seoul dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Dia dibesarkan oleh neneknya di apartemen satu kamar saat orang tuanya bekerja. Ayahnya adalah seorang pekerja pabrik kandang dan ibunya adalah seorang pelayan hotel dengan pendidikan sekolah dasar.

Meski demikian, Kim bersikeras untuk belajar dan memperbaiki hidupnya. Ia pun berhasil lulus dan memiliki gelar Bachelor of Science di bidang teknik, dan gelar Master of Science, keduanya dari Seoul National University.

Sebagai pendiri Kakao, Kim sempat menjadi orang terkaya di Korea Selatan versi Forbes pada tahun 2022. Hari ini, kekayaannya menjadi USD4,2 miliar (Rp64 triliun).

Pria yang juga dikenal sebagai Brian Kim ini adalah orang pertama di keluarganya yang kuliah dan dia membayar dengan menawarkan sesi les privat.

Setelah lulus kuliah, ia memulai kariernya sebagai insinyur perangkat lunak di Samsung SDS, unit layanan TI perusahaan. Tapi dia pergi setelah lima tahun untuk membuka warnet dan meluncurkan portal game online Hangame, yang kemudian bergabung dengan mesin pencari Naver untuk menjadi portal web dominan Korea Selatan, NHN.

Setelah mengepalai NHN selama lima tahun, dia pindah ke Silicon Valley pada tahun 2005 untuk memperluas kehadiran perusahaan di AS. Namun, itu lebih sulit dari yang diharapkan, dan dia meninggalkan NHN untuk usaha lain.

Kemudian, pada tahun 2007, iPhone keluar. Kim yang saat itu sedang berada di California terpesona oleh smartphone tersebut. Dia dan anggota Iwilab, sekarang Kakao, yang dia dirikan pada tahun 2006, mengembangkan aplikasi perpesanan untuk produk seluler baru karena mereka yakin ponsel cerdas akan digunakan sebagai sarana komunikasi. Kim akhirnya mengembangkan KakaoTalk, yang kemudian digabungkan dengan portal web Daum menjadi Kakao.

Pada tahun 2020, The Korea Times melaporkan bahwa Kim mempekerjakan putranya Kim Sang-bin dan putrinya Kim Ye-bin untuk bekerja di K Cube Holdings, perusahaan induk Kakao. Orang dalam melihat langkah tersebut sebagai sarana untuk memastikan suksesi yang mulus. Ia juga dilaporkan memberi istri dan dua anaknya masing-masing 60.000 saham Kakao senilai total lebih dari USD20 juta (Rp306 miliar).

Pada Maret 2021, Kim menandatangani The Giving Pledge, sebuah janji dari orang-orang terkaya di dunia untuk mendedikasikan sebagian besar kekayaan mereka untuk kegiatan amal. Dia mencatat bahwa donasinya akan bertujuan untuk memecahkan masalah sosial, khususnya masalah pendidikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: