Mau Diterima 'Rambut dari Surga', Anies Dituding Doktor dari Amerika yang Percaya Klenik dan Jimat

Komentator politik Rudy S Kamri heran dengan bakal capres dari Nasdem, PKS dan Demokrat Anies Baswedan yang percaya adanya 'rambut dari surga' yang merupakan pemberian dari Mursyid TQN PP Suryalaya Syekh Muhammad Abdul Gaos SM alias Abah Aos.

"Anies dianggap Abah Aos itu Imam Mahdi dan diberi hadiah rambut dari surga. Kok bisa sekelas ulama besar seperti mengecilkan arti surga hanya untuk kepentingan politik praktis. Apalagi Anies adalah doktor pernah menjadi menteri dan gubernur kok ya mau dikadali dengan 'jimat dari surga'," kata Rudi disitat dari akun Youtube-nya.

Menurutnya, Anies telah memberikan pembelajaran politik yang buruk bagi rakyat. Sebab, ia melanggengkan irasionalitas dan klenik.

"Ini klenik. Masak sih Tuhan Yang Maha Agung memberikan rambut dari surga, apa ini akal sehat? Ini mengarah ke klinik, mistis. Herannya sekualitas capres yang bergelar doktor dari Amerika bisa terperdaya," tambahnya.

Rudi menilai ini adalah bentuk pragmatisme politik Anies, apa pun dukungannya, mau itu klenik tetap ia ambil, ini demi memenuhi ambisi pribadinya jadi presiden.

"Ini pragmatisme sehingga dukungan dalam bentuk apapun, dukungan seirasional sekalipun diterima, yang penting mendukung Anies untuk memperoleh kekuasaan. Ini ambisi yang sudah kelewatan," jelasnya.

Tak cukup dengan itu, Rudi juga menuding Anies telah melakukan penistaan agama dengan menurunkan level kepercayaan terhadap Tuhan untuk kepentingan politik.

"Ini penistaan terhadap agama yang begitu luhur diturunkan derajatnya untuk kepentingan politik praktis dan kemudian atas nama agama seolah-olah bahwa rambut dari surga itu benar adanya," tandasnya.

Sebelumnya Abah Aos menganggap Anies dianggap sebagai sosok Imam Mahdi yang berani melawan Dajjal oleh Abah Aos.

"Jimat ini dari surga saya serahkan ini rambut Abah, bukan rambut yang lain,” kata Abah Aos.

Abah Aos sendiri telah memberikan dukungannya kepada Anies untuk pemilihan presiden 2024 mendatang.