- Home
- /
- Government
- /
- Government
Turun 0,62 Persen, Pemerintah Optimis Hapus Kemiskinan Ekstrem pada 2024
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), R. Nunung Nuryartono, mengaku optimis pemerintah akan menghapus kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen di tahun 2024.
Pasalnya, kata Nunung, penurunan angka kemiskinan ekstrem menunjukkan tren positif sejak Maret 2022 lalu. Dia menuturkan penurunan ini tercatat signifikan pada Maret 2023 di angka 1,12 persen.
Baca Juga: Entaskan Kemiskinan Ekstrem, Kemenaker Siapkan Jurus Ini
"Kalau kita lihat tren dari Maret 2022 itu sebesar 2,04. Kemudian September 2022 turun 1,74, berarti kira-kira turun sekitar 0,3. Maret 2023 turun jadi 1,12, (turun sekitar) 0,62. Jadi penurunannya semakin besar," kata Nunung dalam acara Media Briefing Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Nunung menyebut pemerintah telah menetapkan tiga program untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Pertama, kata dia, program pengurangan beban masyarakat.
Adapun, program ini mencakup bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), hingga subsidi energi. Nunung menilai program tersebut penting untuk mengurangi beban pengeluaran sehari-hari masyarakat yang hidup dalam kategori miskin ekstrem.
"Ini penting karena ini akan memberikan implikasi terhadap pengeluaran sehari-hari saudara-saudara kita pada kategori kemiskinan ekstrem," jelasnya.
Program kedua, kata Nunung, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan. Menurutnya, program tersebut perlu untuk mendorong masyarakat dengan kemiskinan ekstrem naik kelas.
"Pasti ada saudara-saudara kita yang sudah siap untuk tinggal landas, naik kelas, hanya bagaimana kita memastikan naik kelas itu," terangnya.
Baca Juga: Siap Keluar dari Kemiskinan Ekstrem, Mensos Risma Graduasi 1.322 Penerima Manfaat PENA dari Bansos
Program ketiga, Nunung menyebutnya sebagai pengurangan kantung kemiskinan. Program tersebut mengacu pada ruang huni masyarakat yang dinilai tidak layak untuk ditempati.
"Saudara-saudara kita kemiskinan ekstrem itu rumahnya sering ventilasinya tidak bagus, sanitasinya kemudian juga ketersediaan air bersih tidak ada. Oleh karena itu strategi yang ketiga diarahkan untuk bisa mengurangi kantung-kantung kemiskinan tadi dengan cara meningkatkan rumah jadi layak huni," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas
Advertisement