Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian Kebudayaan Luncurkan Buku Sejarah Indonesia Bertepatan Hari Sejarah

Kementerian Kebudayaan Luncurkan Buku Sejarah Indonesia Bertepatan Hari Sejarah Kredit Foto: Kementerian Kebudayaan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melaksanakan soft launching buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global bertepatan dengan peringatan Hari Sejarah yang ditetapkan pada 14 Desember. Acara ini menjadi momentum penting sebagai penguatan kesadaran sejarah nasional dalam merawat memori kolektif bangsa.

Penyusunan buku ini merupakan respons nyata pemerintah terhadap aspirasi para sejarawan mengenai perlunya pengayaan penulisan sejarah Indonesia yang sudah cukup lama tak dilakukan secara komprehensif. Dl

Dalam proses ini, Kementerian Kebudayaan hanya sebagai fasilitator, sementara substansi dan metodologi penulisan sepenuhnya ditentukan secara independen oleh tim penulis, editor jilid dan editor umum. Hal ini dilakukan untuk menjamin otonomi akademik dan objektivitas narasi sejarah yang dibangun.

Baca Juga: SBM ITB Cetak Sejarah, Dekan Aurik Gustomo Terpilih Masuk Dewan Strategis AACSB Asia Pasifik

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengatakan penulisan buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global ini untuk memperkaya wawasan masyarakat tentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia hingga mutakhir.

"Dalam kurun waktu dua dekade, telah lahir banyak penelitian sejarah dan arkeologi dengan temuan-temuan baru yang penting untuk dikonstruksikan kembalidalamnarasisejarah bangsa,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (15/12/2025). 

Fadli menjelaskan, buku ini disusun dalam sepuluh jilid utama dan satu jilid fakta aneka serta indeks. Proses penulisan buku ini berlangsung intensif selama satu tahun penuh, melibatkan kolaborasi masif dari 123 orang yang terdiri atas penulis, editor jilid, dan editor umum, berasal dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi hingga menghasilkan karya sebanyak 7.958 halaman dalam 11 jilid tersebut.

Penulisannya tidak dimaksudkan sebagai sekadar buku teks konvensional, melainkan sebagai narasi dinamika historis bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kementerian Kebudayaan Tetapkan Istana Siak Jadi Museum

Dalam konstruksi narasinya, buku ini menempatkan Indonesia sebagai subjek utama sejarah. Akar peradaban bangsa Indonesia ditelusuri sejak ribuan tahun lalu melalui dinamika geososio-historis, termasuk temuan manusia purba, persebaran budaya, serta kemampuan masyarakat Nusantara bertransformasi melalui perjumpaan dengan peradaban India,Tiongkok, Timur Tengah, hingga Barat. Pendekatan ini menegaskan autonomy historis, bahwa arah sejarah Indonesia ditentukan oleh kekuatan internal bangsa itu sendiri.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa proses penyusunan buku ini dilakukan melalui tahapan panjang, ketat, dan terukur sepanjang Januari hingga November 2025.

“Kami memastikan setiap tahap penulisan berjalan sesuai kaidah akademik, mulai dari sinkronisasi metodologi, penyuntingan substansi, diskusi publik, hingga penyelarasan bibbliografi. Ini adalah komitmen kami terhadap akurasi, kualitas, dan keterbukaan,” ujar Restu Gunawan.

Dalam momen yang sama Kementerian Kebudayaan juga mendorong peningkatan kesadaran sejarah dengan penetapan Hari Sejarah melalui Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 206/M/2025 yang ditandatangani Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 8 Desember 2025 di Jakarta.

Baca Juga: Sejarah Pendirian Changan Automobile yang Baru Saja Sukses Memproduksi 30 Juta Kendaraan

Tanggal 14 Desember dipilih merujuk pada pelaksanaan Seminar Sejarah Indonesia pertama yang berlangsung pada 14–18 Desember 1957 di Yogyakarta, sebuah tonggak penting dalam sejarah historiografi Indonesia. Ia menambahkan bahwa penetapan Hari Sejarah dan peluncuran buku ini memiliki makna simbolik dan substantif yang saling menguatkan.

“Soft launching buku ini pada 14 Desember bukan hanya perayaan intelektual, tetapi juga penegasan bahwa negara memiliki tanggungjawab untuk merawat ingatan kolektif bangsa. Sejarah adalah fondasi, jika kehilangan sejarah berarti kehilangan arah kebangsaan,” tegasnya.

Lebih jauh, buku ini diharapkan menjadisumberpentingdalammembangunkesadarantentang asal-usul bangsa, kesinambungan dan perubahan sejarah, identitas dan jati diri nasional,hingga kesadaran kritis dan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa.

Baca Juga: Pujian Manuver Prabowo Rehabilitasi Mantan Direksi ASDP: Terobosan Hukum Bersejarah

Melalui soft launching Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global dan penetapan Hari Sejarah, Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen untuk terus mendukung penelitian, penulisan, dan publikasi sejarah yang ilmiah, inklusif, dan relevan bagi generasi masa kini dan mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: