Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Teh Indonesia Melesu, Asia Tea Alliance Bantu Promosi di Pasar Global

Industri Teh Indonesia Melesu, Asia Tea Alliance Bantu Promosi di Pasar Global Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Tak hanya itu, pertemuan ini juga untuk meningkatkan pertukaran teknologi dan lain-lain sehingga terjadi kerja sama antarnegara yang saling mendukung untuk menciptakan sektor teh yang lebih kompetitif dan berkelanjutan di Asia.

Konferensi tahun ini mengangkat tema Multistakeholder Cooperation for Tea Sector in Asia dengan fokus pada pemberdayaan petani teh kecil dan potensi untuk menciptakan bentuk kerja sama yang melibatkan berbagai pihak dalam industri teh di Asia. Di dalamnya ada produsen teh, perusahaan pengolahan, pemerintah, lembaga riset, organisasi non-pemerintah, petani teh, dan konsumen.

Baca Juga: Semester I 2023, Tokopedia Catat Transaksi Penjualan Teh Jabar Naik 64 Persen

Managing Director Solidaridad Asia, Dr. Shatadru Chattopadhayay, mengatakan bahwa Solidaridad merasa terhormat mendapatkan peran sebagai penyelenggara netral Asia Tea Alliance, sebuah inisiatif terobosan yang menyatukan produsen teh kecil dan besar di benua Asia.

"Dalam tahun-tahun mendatang, kami percaya ATA akan muncul sebagai salah satu forum penting untuk mengatasi masalah yang sama, ketertarikan, dan aspirasi industri teh Asia. Visi kami jelas: ATA akan berada pada garis terdepan dalam mendukung produksi yang efisien, ekonomis, dan rutin, serta pasokan teh yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi untuk konsumen," ungkapnya.

Adapun Direktur Eksekutif ITMA (Indonesian Tea Marketing Association) Veronika Ratri mengungkapkan, pihaknya akan selalu memberikan support pada produk teh rakyat karena masa depan industri teh Indonesia sangat bergantung pada Perkebunan Rakyat, mengingat dominasi kepemilikan lahan ada pada mereka.

"Maka dari itu, kami mengajak generasi muda terutama yang bergerak di sektor F&B, Kafe, dan UKM pangan untuk ikut membantu mempromosikan dan menggunakan produk yang dihasilkan dari teh rakyat," ucap Veronika.

Sedikit demi sedikit, para petani kini mulai menyadari peran penting mereka di rantai pasok dan melakukan upaya perbaikan kolektif melalui kelompok atau koperasi tani. Di antaranya dengan mendayagunakan koperasi sebagai pengumpul untuk memangkas rantai pasok, mengimplementasikan Good Agricultural Practice, hingga diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI), Rachmad Gunadi, mengatakan, konferensi ini memberikan platform unik dan inovatif bagi para pelaku industri untuk bertukar ide, membangun kemitraan dan bekerja bersama-sama untuk kesejahteraan komunitas petani teh di Asia dan khususnya Petani Teh di Indonesia.

"Stop impor teh, mulai konsumsi teh rakyat yang berkualitas dan langsung diproduksi oleh petani teh Indonesia," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: