Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana ChatGPT Dapat Jadi Pawang Pelindung Keamanan Siber?

Bagaimana ChatGPT Dapat Jadi Pawang Pelindung Keamanan Siber? Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Kuta, Bali -

Benarkah ChatGPT, sebuah alat berbasis kecerdasan buatan (AI), dapat menjadi pawang pelindung keamanan siber perusahaan dan organisasi? Peneliti Kaspersky mengungkapnnya sebagai berikut. 

Senior Security Researcher Global Research & Analysis Team (GReAT) Asia Pasifik Kaspersky, Saurabh Sharma menjelaskan bahwa ChatGPT dapat menjadi pelindung keamanan siber dengan menyediakan informasi untuk mendeteksi ancaman serangan, mengumpulkan informasi yang relevan terkait ancaman serangan, menganalisis motif serangan, dan memahami informasi keamanan perangkat untuk mempercepat investigasi.

Sharma pun mendemonstrasikan bagaimana ChatGPT menganalisis jenis-jenis serangan terhadap perusahaan media, mulai dari kebocoran data, pencurian properti intelektual, kampanye disinformasi, serangan ransomware, serangan Distributed Denial of Service (DDoS), hingga profiling jurnalis dan editor. 

Baca Juga: AirAsia, Allo Bank, dan Hackuity Bagikan Tips Sambut AI dengan Aman, Bagaimana Caranya?

Ketika Warta Ekonomi mengonfirmasi terkait serangan DDoS yang sering dihadapi perusahaan media, Sharma justru menyarankan agar perusahaan media “bertanya” dan memberikan informasi terhadap ChatGPT secara teratur agar alat tersebut “terlatih” untuk menganalisis kemungkinan serangan-serangan yang akan terjadi. 

“Anda dapat bertanya kepada AI [ChatGPT] itu sendiri, apa praktik terbaik untuk mempertahankan diri dari serangan DDoS atau jika ada produk yang pada dasarnya terintegrasi dengan AI. Jadi AI akan menyarankan langkah-langkahnya,” ujar Sharma santai ketika di acara Cyber Security Week 2023 yang dihelat Kaspersky di Jimbaran, Bali beberapa waktu lalu. 

“Jadi pastinya, [kita semua] tidak bisa memblokir [DDoS] semuanya. [AI] itu hanya dapat memblokir hal-hal yang telah dipelajari dari informasi yang [kita] berikan ke sistem [ChatGPT],” pungkasnya. 

Dalam arti, ChatGPT menjadi wadah untuk rekomendasi apa langkah selanjutnya bagi perusahaan media, di samping tetap membutuhkan alat-alat keamanan siber yang mumpuni untuk melindungi perusahaan tersebut.

Jadi, benarkah ChatGPT dapat menjadi pelindung keamanan siber? Dalam pemaparan Sharma, ia menuliskan bahwa ChatGPT “seharusnya tidak digunakan pertama kali untuk kejadian-kejadian di dunia nyata”. Sehingga, untuk memasukkan perintah atau prompt di ChatGPT, dibutuhkan kalimat pertanyaan yang diajukan dengan benar, agar jawaban yang dihasilkan mendekati apa yang diekspektasikan.

Baca Juga: Kaspersky Temukan Dampak AI secara Psikologis, Ini Tiga Panduan Agar Tetap Aman

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: