Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Adopsi Mobil Listrik, Menko Luhut: Indonesia Berpacu dengan Waktu

Soal Adopsi Mobil Listrik, Menko Luhut: Indonesia Berpacu dengan Waktu Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan kendaraan listrik merupakan bagian penting dari agenda industrialisasi dan dekarbonisasi Indonesia. Hal ini menuju peluang Indonesia menuju energi bersih dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, saat ini saatnya untuk mendorong industri EV di Indonesia. Akselerasi adopsi EV penting untuk mengakselerasi agenda dekarbonisasi Indonesia, memperbaiki kualitas udara, dan menyukseskan downstreaming mineral kritis Indonesia.

Baca Juga: Menko Luhut Sambut Pembukaan Pusat Data EdgeConneX di Cikarang

"Indonesia berpacu dengan waktu untuk dapat memimpin persaingan investasi dengan negara tetangga, dan menjaga kelangsungan industri otomotif di era transisi energi," ungkap Menko Luhut dalam keterangannya, Jumat (15/9/2023).

Dia mengatakan, dalam membangun industri EV Indonesia membutuhkan kerja keras dan kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan pasar dan industri serta menarik investasi. Jika gagal mengembangkan industri EV dan menarik investasi, Indonesia hanya akan menjadi importir dan berisiko kehilangan jutaan lapangan pekerjaan.

"Secara global, transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat dengan pangsa penjualan EV yang melampaui titik kritis. Pasar otomotif Indonesia akan mengikuti transisi kendaraan listrik, dengan tren konsumen yang mendukung. Penghematan biaya, peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan keberlanjutan, dan tren global," jelasnya.

Menteri Luhut menegaskan, untuk membangun industri EV di Indonesia dibutuhkan investasi yang besar dan penerimaan masyarakat dalam mengadopsi EV. Namun, Industri EV juga dapat mengatasi eksternalitas lingkungan dan membawa manfaat ekonomi yang positif. Dengan mengembangkan industri EV dalam negeri, Indonesia dapat merealisasikan eksternalitas positif dan mencegah risiko berkurangnya PDB dan lapangan pekerjaan akibat transisi industri otomotif,

Baca Juga: SDA RI Melimpah, Luhut: Indonesia Perlu Kembangkan CCS/CCUS

"Kebijakan EV Indonesia sudah mulai setara dengan negara tetangga, namun persaingan untuk menarik investasi EV akan tetap sengit. Indonesia tengah menarik minat dari beragam pemain EV yang mewakili setengah dari volume produksi global," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: